Senin, 24 Januari 2011

Kiat mengajarkan menabung pada anak

Dengan langkah yang sederhana kita bisa loh mengajarkan menabung pada si kecil dan hal ini dapat membantunya untuk mulai mengasah kemampuan financial mereka.
  1. Sediakan tiga buah celengan. Celengan pertama untuk sumbangan, kedua untuk tabungan dan yang ketiga untuk investasi.
  2. Belilah dompet dan celengan yang bisa dibuka tanpa dipecahkan. Celengan untuk tabungan, dompet untuk uang jajan harian mereka. Keduanya membantu untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perbedaan menabung dan membelanjakan uang.
  3. Izinkan anak untuk membeli barang yang ia idam-idamkan dengan sebagian uang tabungannya. Ini akan memberikan rasa puas dan melatih mencegah pembelian spontan pada anak.
  4. Latihlah kebiasaan menyumbang untuk menumbuhkan rasa keseimbangan dalam diri mereka dalam hal uang dan membangun hubungan dengan sesama, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.
  5. Ingatkan anak untuk menyisihkan 5 sampai 10 persen uang saku mereka untuk amal setiap bulan. Salurkan sumbangan mereka secara teratur dan libatkan mereka untuk prosesnya.

Senin, 17 Januari 2011

Tips memilih acara tv untuk anak

Cara terbaik untuk mengetahui apa yang anak anda saksikan di televisi adalah ikut nonton bersama mereka. Tidak usah selalu menonton keseluruhan episode, cukup beberapa episode saja dan tanyakan pada diri anda tentang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
  • Apa yang karakter itu lakukan?
  • Apa sih inti cerita dari serial tersebut?
  • Apa si ‘tokoh’ banyak melakukan adegan perkelahian?
  • Apa tokoh yang anak anda saksikan memberikan kegembiraan satu sama lain?
  • Apakah mereka melakukan sesuatu yang illegal atau bertemakan adegan-adegan yang layaknya ditonton orang dewasa?
  • Apa reaksi anak anda setelah menyaksikan tayangan tersebut.
Ketika anda memutuskan apa yang pantas ditonton untuk anak-anak anda, tetap ingat bahwa tidak selamanya anda dapat melindungi dan mengawasi anak anda dari tayangan-tayangan yang dapat memberikan pengaruh buruk. Jadi lebih baik lindungi anak anda dengan memberikan discipline pada mereka seperti :

  • Batas waktu yang diberikan untuk menonton hanya 1 sampai 2 jam setiap harinya, biasakan untuk lebih banyak memberikan permainan motorik dan sensorik pada anak anda.
  • Jangan berikan tivi di kamar tidur anak anda.
  • Perhatikan tentang rating acara tivi yang anak anda saksikan.
  • Sisihkan waktu untuk menonton bersama anak anda, jangan terlalu percaya pada baby sitter anak anda (terutama jika anda bekerja di kantor), kadang mereka bisa saja merasa bosan dan mengganti tayangan tivi untuk anak anda dengan tayangan-tayangan yang tidak cocok untuk disaksikan anak anda. Anda benar benar harus tegas pada pengasuh anak anda untuk hal yang satu ini.
  • Biasakan berdiskusi dengan si kecil tentang acara yang telah ditontonnya untuk melatih rasa kritis untuk mengetahui pesan dari acara yang ia saksikan dan membuatnya terbuka dan bercerita tentang apa saja yang telah anak anda lakukan dan saksikan.
sumber:
www.keepkidshealthy.com
www.ibudananak.com

Apa sih yang anak anda tonton?


menonton siaran tvMom’s, penting banget loh untuk selalu mendampingi dan mengetahui apa yang si kecil saksikan di televisi. Soalnya televisi dapat meng-expose hal-hal yang tidak boleh disaksikan untuk anak-anak. Seperti tayangan yang berbau kekerasan, drugs, sex dan lain sebagainya. Termasuk iklan yang selalu disajikan untuk menarik perhatian mereka.

Tidak selamanya tayangan yang bertuliskan ‘BO’ alias Bimbingan Orang tua dapat disaksikan oleh anak anak balita kita.
Untuk membantu para orang tua melindungi anak anak dari pengaruh buruk televisi, menurut  American Academy of Pediatrics disarankan untuk tidak membiarkan anak menonton lebih dari 1 sampai 2 jam seharinya. Dan tontonan yang boleh disaksikan benar-benar yang sangat berkualitas.

Apa sih dampak negatif dari terlalu banyak menonton televisi?

  • Sebuah study menyatakan bahwa, terlalu banyak menonton televisi sangat mengganggu kebiasaan dan waktu tidur anak-anak. Anak yang terlalu banyak menonton televisi biasanya mengalami gangguan tidur, tidur lebih malam, dan waktu tidur yang singkat.
  • Penelitian lain menyatakan, terlalu banyak menonton televisi dapat membuat anak-anak untuk menjadi lebih dewasa dan berperilaku aggressive sebelum waktunya.
  • Terlalu banyak menonton televisi juga membuat anak-anak menjadi malas untuk beraktivitas dan membuatnya menjadi kelebihan berat badan.
Sebenarnya tidak usah terlalu banyak penelitian untuk melihat hasil dari menonton sajian acara tivi yang salah. Masih ingat dibenak kita, betapa banyak anak yang terluka dan cedera karena ingin bergaya dan bermain ala acara ‘smack down’. Dari pada terlalu banyak menonton tivi lebih baik si kecil bermain di luar dengan permainan yang penuh aktivitas dan membaca buku untuk merangsang imajinasi positif yang baik untuk perkembangan dirinya.

Memang tidak semua acara televisi itu buruk sih, karena ada juga beberapa acara tivi yang bernilai positif dan mengajarkan anak-anak kita kebiasaan-kebiasaan baik dan sehat, atau mengajarkan anak anak kita untuk menyelesaikan masalah. Acara-acara yang bernilai positif untuk balita anda misalnya Sesame street, Barney and friends, Mister Rogers' Neighborhood, Bob The Builder, Dora the Explorer, Rollie Ollie Pollie, Bear in the big blue House dan acara acara similar lainnya.

Tapi ingat loh, bukan berarti semua tayangan kartun itu bagus untuk anak-anak, dan tentu saja Moms tidak akan membiarkan si kecil menonton tentang tayangan kartun seperti Ed, Edd and Eddy atau yang menyajikan tentang monster-monster yang tidak jelas asal-muasal dan bentuknya.

Yang terpenting adalah selalu proactive dalam membimbing si kecil dan membantunya belajar menentukan mana yang baik dan tidak baik untuknya. Karena hanya anda sebagai orang tua sebagai pelindung dari pengaruh buruk yang bisa merusak mental anak anak kita kelak.
 
Sumber :  
www.keepkidshealthy.com
www.ibudananak.com

Senin, 10 Januari 2011

Manfaat Bermain Puzzle


junggleBermain sangat penting bagi anak sebab bermain adalah bekerja bagi anak. Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar yang bersifat paling alami adalah bermain. Anak mendapat bermacam-macam pengetahuan dari bermain. Contohnya dengan bermain sebagai seorang dokter, anak bisa meniru menjadi dokter dengan memeriksa pasien, dengan begitu anak dapat mengenal sebuah profesi dan dapat mengatasi ketegangan dan ketakutan terhadap dokter. Beberapa manfaat bermain adalah melatih fisik, kecerdasan dan ketangkasan otak. Dengan bermain, anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan kesulitan dengan kemampuan sendiri.

Dengan munculnya banyak sekolah di sekitar kita dan banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini, menandakan bahwa orang tua kini sangat mementingkan pendidikan pada putra putri mereka. Sejak dini mereka sudah menerapkan permainan yang bersifat edukatif  pada anak anak mereka.

Salah satu permainan edukatif adalah adalah permainan puzzle. Puzzle bisa dimainkan mulai dari usia 12 bulan. Untuk pemula mungkin puzzle adalah sesuatu yang kurang menarik untuk anak, padahal puzzle bisa memberikan kesempatan belajar yang banyak. Karena itu sediakanlah waktu luang yang banyak agak bisa memberikan kesempatan untuk ibu dan anak untuk bermain bersama sama. Selain untuk menarik minat anak dan membina semangat dengan belajar bermain puzzle, kesempatan ini dapat merekatkan hubungan ibu dan anak. Untuk ibu yang bekerja juga dapat meluangkan waktu seminggu sekali jika tidak punya waktu setiap hari untuk bermain dengan anak.

rescue

Anak dari umur 12 bulan bisa bermain dengan puzzle dua keping. Seiring dengan perkembangan anak, mereka akan menikmati puzzle dengan kepingan yang lebih banyak. Ketika anda melihat anak mulai frustasi dengan sebuah puzzle, berikan saran saran yang menyemangati anak. Misalnya : bagian ini berwarna kuning, bisakah kamu mencari bagian dengan warna yang sama. Berikan ucapan terima kasih dan dukungan pada setiap usaha anak agar mereka merasa percaya diri dan berkemampuan. Rasa percaya diri dapat menambah rasa aman pada anak. Anak akan lebih senang berpatisipasi jika kepingan puzzle diletakkan di lantai atau di meja. Ajaklah anak untuk mulai menyusun sendiri atau membantu menyelesaikan apa yang sedang anda kerjakan. Pastikan Anda mempunyai persediaan puzzle yang memadai dan berikan satu satu jangan sekaligus semua. Ketika anak sudah bosan bermain berkali-kali dengan puzzle yang sama segera berikan puzzle yang lainnya.

Beberapa manfaat bermain puzzle:

•    Mengasah otak
Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak si kecil, melatih sel-sel nya dan memecahkan masalah.

•    Melatih koordinasi mata dan tangan
Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak. Mereka harus mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Permainan ini membantu anak mengenal bentuk dan ini merupakan langkah penting menuju pengembangan ketrampilan membaca.

•    Melatih nalar
Puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar mereka. Mereka akan menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, kaki dan lain-lain sesuai dengan logika.

•    Melatih kesabaran
Puzzle juga dapat melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan suatu tantangan

•    Pengetahuan
Dari puzzle anak akan belajar, misalnya puzzle tentang warna dan bentuk.  Anak dapat belajar tentang warna warna dan bentuk yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya lebih mengesankan bagi anak disbanding dengan pengetahuan yang di hafalkan. Anak juga dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, jenis buah alphabet dan lain lain. Tetapi tentunya harus dengan bantuan ibu atau orang lain yang mendampinginya bermain.
(diambil dari berbagai sumber).

Menstimulasi Kreativitas Anak

Anak kreatif bukan dilihat dari apa yang mereka lakukan, melainkan cara mereka melakukannya.

Cerdas saja dirasa kurang untuk meraih keberhasilan atau memecahkan masalah. Anak juga harus kaya ide dan kreatif, selain memiliki kematangan emosi. Yang menjembatani antara tahap pengelolaan kognisi dan tahap eksekusi agar memiliki prestasi atau hasil yang meyakinkan adalah kreatifitas .Bagaimana orang tua mendidik anak agar memiliki kreativitas adalah susah-susah gampang .

Psikolog perkembangan anak Universitas Paramadina, Alzena Masykouri MPsi, mengatakan, kreativitas adalah istilah yang sangat sering digunakan dalam dunia pengasuhan dan juga pendidikan . Secara definitif, awalnya kreativitas mengacu pada kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu karya yang belum pernah dipikirkan dan dibuat orang lain (orisinil) juga bermanfaat. Kini istilah kreativitas sudah semakin meluas maknanya. Kreatif dan kreativitas lebih mengacu pada pada kemampuan membuat sesuatu yang bernilai seni atau melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh kebanyakan orang.

Menurut Sri Syamsiah,Amd.OT, terapis okupasi dari klinik perhimpunan peduli anak, anak yang kreatif adalah anak yang bermain secara fungsional artinya mampu mengembangkan permainan dan juga menciptakan metode baru dalam permainan tersebut. Anak kreatif juga cenderung eksploratif dan dinamis, tidak selalu terpaku pada pola rutin atau satu pola saja. ”Umumnya anak kreatif cenderung fleksibel dalam cara berpikirnya,” katanya.

Alzena menjelaskan, kreativitas merupakan salah satu aspek kecerdasan. Namun,tak semua anak cerdas dikatakan kreatif. Anak dengan nilai IQ tinggi tak selalu memiliki kreativitas yang tinggi. Tes IQ mengukur pemikiran konvergen, yaitu anak berpikir hanya pada satu jawaban yang benar saja .

Jenis pemikiran ini diperlukan untuk proporsi yang amat besar dari tugas sekolah. Anak yang ber-IQ tinggi cenderung mendapat hasil yang baik di ujian sekolah. Sri menambahkan, anak cerdas belum tentu kreatif namun anak kreatif sudah pasti cerdas. Karena semakin banyak anak melakukan sesuatu yang bisa menstimulasi otak,maka kemampuan memori dan kognitifnya pun akan terus terasah. ”Besar kemungkinannya anak kreatif juga pandai di sekolah,” kata ahli terapi yang juga berpraktek di klinik Akita ini.

Berpikir Lateral

Kreativitas berkaitan dengan kemampuan berpikir divergen (devergent thinking). Yaitu kemampuan untuk berpikir, dari berbagai macam sudut pandang, memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (berpikir lateral). Dengan kemampuan ini, anak memiliki berbagai cara penyelesaian saat menghadapi persoalan. ”Mungkin saja cara yang dipikirkannya belum pernah terpikir dan dicoba orang lain, sehingga berpotensi sebagai anak yang kreatif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Alzena , selayaknya kecerdasan, kreativitas biasanya menonjol pada suatu area tertentu dan bidang lainnya yang berkaitan. Bidang non-eksakta bisa memberikan kesempatan yang lebih luas dalam penerapan kreativitas, misalnya bidang seni. Meskipun bidang eksak pun membutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam langkah-langkah penyelesaian masalahnya. Untuk dapat menyelesaikan persoalan matematika yang rumit, dibutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam menciptakan langkah-langkah penyelesaian.

Menurut Dorothy Einon, psikolog dari Universitas Colloge, London,dalam bukunya Creative Child, kreativitas pada anak bukanlah didapat dari sumbangan genetik orang tua atau keluarganya. Namun, budaya pola pengasuhan anak serta lingkungan yang memelihara keterampilan kita bisa diturunkan pada anak. Sayangnya, sering kali lingkungan menghalangi kreativitas anak, dan berulang terus.

Alzena menjelaskan, sejalan dengan kemampuan berpikirnya, anak dapat mulai distimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir divergen serta kreativitasnya mulai dari usia 2 tahun.

Pada usia tersebut, kondisi otak anak mulai mengalami peningkatan sampai 70-90 persen dari berat otak manusia dewasa. Di masa ini anak mengembangkan keterampilan yang bervariasi, termasuk di dalamnya kemampuan berpikir logis dan imajinasi. Dua kemampuan ini sangat berperan penting dalam berkembangnya kreativitas.

Menurut Alzena, berpikir konvergen berkembang secara alami, sedangkan divergen tidak berkembang dengan sendirinya. Namun, dengan bantuan dari lingkungan, yaitu orang tua dan metode pengasuhannya. Tugas orang tua yang paling penting adalah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dimiliki. Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus kreativitas anak sesuai tahapan usianya.

Usia Prasekolah (2-5 tahun)

Alzena mengatakan, tugas utama dari anak-anak usia prasekolah adalah bermain. Melalui aktivitas bermain anak mempelajari berbagai konsep dasar yang akan sangat berguna dalam menjalani pendidikan formal kelak. Dengan bermain, kemampuan berpikir anak dikembangkan. Salah satunya dengan bermain pura-pura (make believe play).

Beri kesempatan pada anak untuk bermain pura-pura. Sediakan alat-alat yang menunjang permainan pura-pura. Tidak perlu mahal atau baru. Gunakan yang ada di sekitar kita. Sepatu ayah yang sudah tidak terpakai, kalung manik-manik ibu yang sudah ketingglan mode, panci bocor dari dapur, semuanya bisa menjadi alat permainan yang menarik bagi anak. Kotak-kotak bekas produk makanan pun bisa menjadi gedung atau benteng yang menarik bagi anak. Silinder bagian dalam tisu gulung pun bisa jadi teleskop seru bagi anak.

Ajak anak untuk bermain bersama. Pancing dengan topik menarik, misalnya perjalanan ke luar angkasa atau berkelana di padang pasir. Beri kesempatan pada anak untuk mengemukakan ide-idenya. Di sini saatnya orang tua hanya menjadi pengamat. Jangan kendalikan anak untuk bermain sesuai kehendak kita . Biarkan, tahankan diri anda untuk mengomentari. Beri kesempatan anak berimajinasi secara bebas. Bila perlu, pancing imajinasi dan kemampuan berpikir anak dengan pertanyaan. Biarkan mereka menjelaskan jawabannya.

Sikap menerima anak apa adanya dan bersikap sebagai fasilitator akan sangat bermanfaat bagi anak dalam mengembangkan kemampuannya untuk melihat berbagai kemungkinan dalam menyelesaikan persoalan. Jangan lupa, beri penghargaan atau pujian yang konstruktif setiap kali anak menunjukkan kemampuannya.

Usia Sekolah (7-12 tahun)

Alzena menjelaskan, suasana yang menunjang perkembangan kreativitas anak adalah perasaan bebas pada anak untuk mengemukakan pendapatnya. Ciptakan kebiasaan untuk bertanggung jawab. Anak-anak bebas untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan atau menantang pendapat, tetapi dengan tetap menghormati pendapat yang diajukan orang lain. Beri pula kesempatan dan fasilitas bagi mereka untuk mencari referensi yang mendukung pendapat mereka.

Anak perlu diberi semangat untuk berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagi situasi atau kemungkinan atas suatu persoalan. Metode brainstorming atau mind mapping merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Biarkan ide-ide mereka tampil secara bebas, tanpa kritikan.
Lakukan diskusi dengan tema-tema yang menarik. Misalnya, apa yang akan terjadi di dunia bila manusia bisa terbang? Atau apa yang akan kita lakukan kalu adik bayi jadi dinosaurus?

Menciptakan Dunia Anak

Membuat kostum ksatria:
Cara membuat:
A. Buat pedang yang aman dari surat kabar yang digulung.
B. Buat perisai dari kotak kardus bekas.Potong bagian sisi kardus kemudian bentuk menjadi sebuah perisai. Buat celah di bagian tengah lembar karton tersebut sebagai pegangan tangan anak.
C. Buat baju perang sederhana dari dua bagian karton yang dihubungkan dibagian bahu . Menggunakan pita. Potong lengkungan untuk leher dan lengan. Lalu cat dengan warna abu-abu atau perak.

Yang dipelajari anak:
Membangkitkan imajinasi anak serta meningkatkan keterampilan menuturkan cerita, mengekspresikan diri, dan komunikasi.

Ekspresi Lewat Seni Musik

Simfoni botol selai:
Cara membuat:

• Carilah enam buah botol selai atau gelas.
• Masukkan air dalam volume yang berbeda-beda ke dalam masing-masing botol.
• Tunjukkan pada anak cara mengetuk setiap botol dengan sendok kayu untuk mengeluarkan not bunyi.

Yang dipelajari anak:
Anak bisa mengubah jumlah volume air untuk mengubah not dari botol sesuka hatinya . Biarkan anak Anda menyetel botolnya. Melalui permainan ini anak dapat mengekspresikan dirinya melalui musik serta mendorong kreativitasnya ketika ingin menghasilkan alunan nada yang di inginkan.

Dengan mempunyai kreativitas, anak akan tumbuh menjadi anak yang berani, percaya diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mudah membuat keputusan yang sesuai saat menghadapi suatu masalah. Berikut tips bagi orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak berpikir kreatif.

1. Memilihkan jenis mainan yang sesuai keinginan anak, terutama yang merangsang kemampuan anak berimajinasi, misalnya Lego.
2. Memberikan media atau permainan sebanyak-banyaknya.
3. Berikan penguatan dan dukungan untuk hal-hal baru yang ditemukannya.
4. Gunakan metode Mind Mapping karena akan mempunyai gambaran atau rencana dalam membuat hasil karya sehingga mampu bekerja secara terstruktur.

Sumber: ibudanbalita

Minggu, 02 Januari 2011

Memilih Permainan Anak

Sebelum bermain, pilihlah sarana bermain yang sesuai dengan usia dan kemampuan si anak. Perhatikan pula segi keamanan dan kebersihannya.

Berikut ini permainan yang bisa dipilih:

1. Perosotan
Ada sensasi tersendiri saat anak berada di puncak perosotan dan siap meluncur. Belum lagi merasakan bagaimana tubuhnya serasa melayang saat meluncur ke bawah hingga di ujung perosotan. Saat menaiki tangga, keseimbangan tubuhnya benar-benar diuji. Anak juga belajar bagaimana harus antri sebelum meluncur, bergantian dengan teman-temannya.

2. Ayunan
Anak akan merasakan bagaimana rasanya saat tubuhnya terayun, baik dengan kecepatan tinggi atau rendah. Anak juga belajar mengantisipasi bahaya, misalnya ada yang mengayun dari depan, tentu akan berbahaya bagi si pengayun. Anak juga latihan mengontrol diri, agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat gerakan ayunan.

3. Permainan pasir
Pilihlah pasir yang lembut dan tidak menempel di kulit. Bisa bermain dicampur dengan air, membuat aneka bentuk maianan, sehingga anak tahu perubahan yang terjadi. Tetapi perlu berhati-hati, kadang ada hewan kecil yang suka tinggal di pasir.

4. Stepping & balok keseimbangan
Agar imajinasi anak terangsang, arahkan anak seakan sedang menyeberangi sungai yang deras. Anak perlu keseimbangan agar tidak terjatuh.

5. Mandi bola
Ada rasa tersendiri saat terjun disini, rasanya empuk, beda dengan terjun di kolam renang. Anak bisa juga main lempar-lemparan bola juga mengenal berbagai macam warna.

6. Main air
Dengan bermain air, misalnya dicampur dengan pasir di wadah yang beraneka bentuk dan ukuran, anak akan belajar tentang berat jenis, volume, perubahan bentuk, warna dan lain-lain.

7. Gorong-gorong/terowongan
Saat berada didalamnya anak akan mendapati suasana yang agak gelap, sempit, lebih dingin dan membuat suaranya bergema. Anak akan menerka-nerka apa yang akan ditemui didepan sana, di setiap belokan atau di mulut gorong-gorong. Permainan ini untuk melatihnya mengatasi rasa takut saat menghadapi suasana yang berbeda.

8. Jala/jaring
Saat menapaki jala/jaring, sensasi ketinggian akan didapat anak sebagai salah satu manfaatnya. Manfaat lainnya adalah mengasah ketrampilan motorik, rasa percaya diri, keberanian, maupun keseimbangan dan koordinasi tubuh.

9. Tumpangan bergoyang
Bentuknya bisa bermacam-macam, dari pesawat terbang, tokoh film kartun, mobil, motor, hewan, atau apa saja. Keinginan anak untuk mencoba permainan ini lebih karena ketertarikannya pada aneka bentuk yang ada. Sementara dari segi manfaatnya nyaris tidak ada, selain sensasi saat mainan bergoyang ke kiri dan kanan atau ke depan dan belakang secara teratur.


Sumber : nakita

Mengasah Kecerdasan Anak Lewat Permainan | Macam-macam Kecerdasan

Kecerdasan tidak selalu identik dengan faktor genetik atau keturunan. Kecerdasan bisa didapat dari berbagai hal. Mulai nutrisi (asupan gizi) yang sehat, bimbingan orang tua yang baik, juga berbagai macam permainan untuk anak.

Menjadi salah satu kebanggaan bagi orangtua apabila memiliki anak yang cerdas. Bagi yang tidak mendapatkannya, mereka sering kali menyerah, apalagi bila para orangtua merasa kecerdasan mereka biasa-biasa saja. Mereka berpikir bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang diturunkan secara genetik.

Mulai sekarang, ubah pemikiran Anda. Kecerdasan bisa dibentuk sejak anak masih bayi. Dari hal yang paling sederhana, bermain misalnya.
Kecerdasan apa yang dapat dikembangkan dengan permainan-permainan? Howard Gardner (1983), meyakini bahwa ada setidaknya tujuh kecerdasan yang dimiliki setiap manusia. Semua itu bisa diasah melalui permainan.

1. Kecerdasan Linguistik

Kemampuan linguistik anak mulai bisa diajarkan pada usia tiga bulan. Mulailah dengan menirukan suara-suara yang keluar dari si bayi. Seringlah mengajaknya berkomunikasi walau dia belum bicara. Menginjak usia enam bulan, mulailah membacakan cerita untuk si kecil.

Selanjutnya, ajaklah anak bermain dengan permainan yang bersuara, seperti telepon-teleponan yang bisa mengeluarkan suara, sehingga anak tertarik mendengarkan dan memainkan. Pada usia tiga tahun, kecerdasan linguistik bisa diasah dengan memberikan buku yang memiliki teks bagi anak yang sudah bisa membaca. Bacakan cerita pada anak yang lebih kecil, ajak anak menceritakan pengalamannya. Anda juga bisa mulai membiasakan si kecil menemukan simbol-simbol di sepanjang perjalanan.

2. Kecerdasan Logis-Matematis

Pada usia enam bulan, kemampuan logi-matematis sudah bisa diajarkan. Caranya, berikan beberapa benda yang sama pada anak. Misalnya bola. Lalu sambil memberikan pada anak, kita mulai menghitung "satu..dua".

Anak mulai dikenalkan pada konsep angka. Lalu menginjak usia sembilan bulan, ajari si kecil menyusun urutan balok. Di atas usia satu tahun, mulailah mengajaknya bermain puzzle sederhana (kurang dari 10 keping). Anda juga bisa mengajaknya bermain balok membentuk bangunan.

3. Kecerdasan spasial dan kinetik

Mengasah kemampuan spasial dan kinetik bahkan bisa dilakukan sejak bayi. Perdengarkan sumber suara, misalnya kerincingan, suara ibu atau ayah. Biarkan bayi mencari sumber suara. Semakin bertambah usia, semakin variatif juga metode permainannya.

Menginjak usia enam bulan, Anda bisa mengajaknya bermain dengan benda bergerak. Berikan mainan yang bisa bergerak, seperti mobil-mobilan. Jalankan mobil tersebut, biarkan bayi Anda bergerak mengikuti arah mobil.

Anda bisa memberikan wadah berisi biskuit kecil untuk anak yang lebih besar dan sudah tumbuh gigi. Biarkan anak untuk mencoba mengambil dan belajar memasukkan ke mulut. Anak yang sudah diberikan makanan pendamping ASI dan sudah mulai bisa duduk, ada baiknya juga didudukkan di kursi makan bayi (high chair), sehingga bisa belajar duduk baik.

4. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan yang satu ini juga bisa mulai diberikan sejak bayi lahir. Perdengarkan musik bagi bayi Anda. Bunyi-bunyian yang memiliki ritme tetap, juga akan membantu anak untuk belajar memahami bunyi. Pada tahap selanjutnya, asah kemampuan musik si kecil dengan memperdengarkan musik atau lagu-lagu.

5. Kecerdasan Interpersonal

Biasanya memasuki usia enam bulan, kemampuan interpersonal seorang anak sudah mulai tumbuh. Ajari si kecil melambaikan tangan, "gimme five", dan bersalaman untuk merangsang anak menciptakan interaksi dengan orang lain. Ajaklah anak bermain di taman dekat rumah. Biarkan dia mulai mengenal orang lain di luar keluarga. Menginjak usia satu tahun, Anda bisa mengajak si kecil bermain peran. Bermain dengan teman sebaya juga sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan interpersonal.

6. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini bisa mulai dilatih pada anak mulai usia enam bulan dengan cara memanggil namanya. Biarkan dia memahami bahwa itu adalah namanya, dan tunggu sampai dia memberikan respons, misalnya dengan menoleh ke arah pemanggil. Kemudian, ajak si kecil menggambar untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan imajinasi. Dari gambar yang dia buat, si kecil bisa melihat harapan ataupun emosi yang saat itu sedang dominan padanya.

7. Kecerdasan Naturalis

Cara mengasah kecerdasan ini juga bisa dilakukan melalui cara yang menyenangkan. Bawa anak ke halaman rumah, perkenalkan dengan binatang piaraan, perkenalkan dengan tanaman dan pohon-pohon. Lihat reaksinya. Seiring usia yang bertambah besar, ajak anak untuk memelihara binatang, tentu yang tidak berbahaya. Ajak juga si kecil bertanam atau merawat tanaman.



Sumber : seputarduniaanak