Kamis, 10 November 2011

Tomat Dongkrak Nafsu Makan Anak




Nafsu makan anak yang rendah sering bikin orangtua resah. Gara-gara makanannya enggak enak? Mungkin saja. Mood makannya lagi kacau? Bisa jadi. Kalau ogah makan itu berlangsung lama, tentu bukan makanan atau mood-nya yang jadi problem. Untuk yang begini, intervensi lempuyang wangi, temulawak, temuhitam, atau jus tomat bisa jadi jalan keluar.

Dalam masa pertumbuhan, anak-anak butuh nutrisi sumber energi (semisal karbohidrat dan lemak) yang cukup agar lancar melakukan banyak aktivitas. Selain itu, mereka juga butuh vitamin, mineral dan serat, semuanya penting untuk menjaga kesehatan. Makanan yang disuguhkan ibu di rumah setidaknya mengandung satu unsur nutrisi serta sejumlah vitamin, mineral, dan serat. Gabungan unsur-unsur itulah yang sering disebut dengan gizi.

Sebenarnya, ada dua hal yang bisa menyebabkan anak tidak mau makan atau kehilangan nafsu makan. Pertama, secara fisiologis, yakni lantara anak menderita penyakit tertentu. Misalnya, seriawan, demam, anemia, dan sebagainya. Nafsu makan akan pulih setelah penyakitnya sembuh.

Penyebab kedua, lantaran persoalan psikis, biasa disebut anoreksia nervosa. Gejala ini muncul akibat kondisi psikis anak, seperti keadaan yang hendak berangkat remaja sehingga anak takut gemuk di tengah teman gaulnya yang rata-rata kerempeng, atau adanya gangguan emosional tertentu sehingga anak tergerak menjauhi makanan. Hilangnya nafsu makan dan keinginan untuk makan jenis ini sering diiringi berkurangnya berat badan. Jika memang masalah psikis yang memicu persoalan, hanya perbaikan kondisi psikis pula yang dapat membangkitkan kembali nafsu makan yang pergi entah ke mana.

Tanaman obat bisa digunakan sebagai obat penambah nafsu makan anak. Tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak nafsu makan, antara lain.
  • Lempuyang wangi. Ambil rimpang lempuyang wangi kira-kira seukuran ¾ jari, cuci pakai air bersih. Parut dan beri air masak ¾ cangkir. Jangan lupa, tambahkan madu satu sendok makan. Hasil parutan itu diperas dan disaring, terus diminum 1x sehari.
  • Temulawak. Ini diberikan terutama pada balita. Rimpang temulawak kira-kira berukuran ½ jari, dicuci bersih. Parut, dan beri air masak dua sendok makan, plus madu satu sendok makan. Setelah diparut, diperas dan disaring, kemudian diminum 1x sehari.
  • Temuhitam. Potong rimpang temuhitam kira-kira seukuran ¾ jari. Agar rasanya lebih enak, campur dengan gula aren, cuci dengan air bersih, dan rebus sampai mendidih dengan tiga gelas makan (sampai airnya tinggal ¾ saja). Setelah dingin, disaring. Minumkan pada anak-anak 1x sehari.
  • Daun pepaya. Ambil daun pepaya yang agak muda dan segar, cuci pakai air bersih. Tumbuk sampai halus, dan beri air masak sekitar ¾ cangkir. Tambahkan madu satu sendok makan, lalu peras dan saring. Minumkan 1x sehari.
  • Daun sembung. Ambil daun sembung satu genggam. Cuci dan rebus dengan air sebanyak tiga gelas, sampai airnya tersisa ¾ saja. Tunggu sampai dingin, saring, campur dengan madu secukupnya. Minumkan 2x sehari.
  • Pegagan. Untuk ramuan nafsu makan, pegagan biasanya dicampur dengan bahan-bahan lain. 20 g pegagan dicampur dengan 20 g temuhitam, ditambah ½ sendok teh adas, dan gula aren secukupnya, dicuci, direbus dengan 400 ml air hingga airnya tersisa 200 ml, lalu saring. Airnya siap diminum.Takaran ini untuk orang dewasa.
Namun, tanaman obat semua itu memiliki rasa pahit. Kadang-kadang meski sudah ditambahkan madu, tetap saja rasa pahitnya tidak hilang. Bila tetap dijejalkan ke mulut anak, bisa-bisa anak mengalami trauma. Lama-kelamaan, anak akan membenci jamu. Nah, selain tanaman yang berasal dari kebun obat atau rempah-rempah, ada penampah nafsu makan yang dapat disajikan dengan lebih menarik. Salah satunya, jus tomat.

Memang, rasa tomat agak masam. Hal ini karena tomat kaya akan garam mineral, yang dengan segera menerbitkan nafsu makan, tak lama setelah menyantapnya. Mineral-mineral ini juga merangsang pengeluaran air liru, yang menambah rasa lapar dan memungkinkan makanan dicerna dengan lebih baik.

Dengan ramuan yang lebih bervariasi, anak pasti tak akan menyadari, nafsu makannya sedang dipacu. Perlu diingat, jika nafsu makan si anak sudah kembali normal, memberikan ramuan-ramuan tadi secara teratur, mulai dari seminggu sekali sampai sebulan sekali, tetap dianjurkan.



http://intisari-online.com/

Selasa, 10 Mei 2011

BEBAS MENGGAMBAR APA SAJA


Hentikan "campur tangan" Anda. Biarkan anak menggambar sesuka hatinya untuk mengembangkan kemampuan motorik dan imajinasinya.

Menggambar tentunya terkait dengan perkembangan motorik kasar dan halus seorang anak. Selain itu, menggambar dapat meningkatkan kemampuan otak kanan anak untuk visualisasi, yang pada akhirnya memiliki peranan sangat penting untuk meningkatkan semua aktivitas intelektual. Dari pemecahan masalah sampai pada penguasaan pengetahuan baru dengan lebih mudah dan efisien.

Agar seorang anak berhasil, ia membutuhkan kemampuan terbaiknya untuk menghadapi tantangan hidup. Kemampuan itu berasal dari hasil interaksi fungsi belahan otak kanan dan kiri. Seorang peneliti sains Jerre Lery mengatakan, "Otak yang normal memang diciptakan untuk tantangan. Dia hanya akan bekerja optimal bila persyaratan pemrosesan pengertian itu cukup kompleks untuk menggerakkan kedua belahan otak."

Nah, aktivitas menggambar rupanya dapat mengembangkan kemampuan otak kiri dan terutama kanan. Dengan catatan, biarkan anak menggambar bebas sebebas imajinasinya.

TAHAPAN MENGGAMBAR

Pada rentang usia prasekolah (3-6 tahun), anak masuk dalam 2 tahapan tingkat menggambar, yaitu:

1. TAHAP CORENG MENCORENG

Dimulai dari usia 2 tahun dan berakhir di usia 4 tahun. Tahap ini terbagi menjadi tahap tak beraturan, tahap corengan terkendali dan tahap corengan bernama. Pada masa ini anak belum menggambar untuk mengutarakan suatu maksud. Anak hanya ingin membuat sesuatu yang dikemukakannya melalui mencoreng. Setelah mencoreng anak akan merasa senang. 

Tahap ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk menggambar yang sesungguhnya. Di akhir tahap ini anak mulai memberi nama pada corengannya, mulailah corengan tersebut bermakna sebagai ungkapan emosi anak.

Sering kali, kita melihat hasil karya anak di tahap ini seperti benang kusut yang acak dan tidak berarti. Padahal mungkin itu sangat berarti bagi si anak. Mungkin ada cerita yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu orang dewasa, baik orangtua dan lainnya, tidak dianjurkan mengkritik hasil corengan anak. Kritik yang berlebihan atau terus-menerus akan membuat gambar anak tidak komunikatif sehingga ia tak mau lagi melakukan kegiatan mencoreng.

2. TAHAP PRABAGAN

Dimulai dari usia 4 tahun dan berakhir pada usia 7 tahun. Di tahap ini motorik anak sudah lebih berkembang. Ia bisa mengendalikan tangan dan menuangkan imajinasinya dengan lebih baik. Di tahap ini anak menggambar dengan penekanan pada bagian yang aktif dan sering melupakan beberapa bagian. Contoh, jika anak menggambar orang, maka penekanan dilakukan pada bagian kepala, tangan dan kaki. Sering kali kita melihat anak pada tahapan ini menggambar orang sebagai satu keutuhan lingkaran dengan mata, tangan dan kaki yang juga menempel pada lingkaran tersebut.

Pada tahap ini anak lebih mengutamakan hubungan gambar dengan objek daripada hubungan warna dengan objek. Kerap kali kita temukan gambar dengan warna yang tidak sesuai aslinya. Umpama, langit warna merah, jalan warna kuning, dan sebagainya. Objek gambar pun masih dari objek-objek yang ada di sekitarnya, seperti orangtua, binatang peliharaannya, dan lainnya. Maka dari itu, orangtua perlu mengenalkan berbagai hal dan objek-objek yang dapat dieksplorasi oleh anak untuk dituangkan dalam bentuk gambar.

PENDIDIK & ANAK

Bila kemampuan menggambar seorang anak tidak sesuai dengan tahapan usianya, tak perlu kita langsung berkesimpulan bahwa ia mengalami keterlambatan ataupun ketidakmampuan dalam menggambar. Asal tahu saja, banyak faktor yang memengaruhi kemampuan menggambar seorang anak, antara lain:

* Faktor Pendidik

- Kritik orangtua maupun guru terhadap hasil karya anak dapat membuat hatinya terluka, merasa gagal, dan malu melakukan aktivitas menggambarnya kembali.

- Kurangnya dorongan dari pendidik untuk anak beraktivitas, mengeksplorasi alam sekitar dan menuangkan imajinasinya ke dalam gambar.

- Metode pengajaran yang diterapkan justru menghambat kreativitas anak. Salah satunya dengan cara selalu memberikan contoh gambar dan warna yang baku untuk diikuti oleh anak. Hal ini membuat anak tak bisa mengekspresikan apa yang dipikirkannya secara bebas. Padahal tentunya tiap anak memiliki cara berekspresi yang beda.

* Faktor Anak

- Kemampuan motorik kasar dan halus yang merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak sesuai usianya.

- Keinginan atau minat anak terhadap menggambar. Sebenarnya, setiap anak pasti bisa menggambar karena gambar merupakan bahasa rupa. Namun, jika anak tidak difasilitasi dan diberi ruang berekspresi, bisa saja dorongan untuk menggambar itu tidak terlihat.

UPAYA ORANGTUA

Nah, agar anak mau menggambar dan dapat melalui tahapan perkembangannya dengan optimal, inilah beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua:

- Berikan dorongan kepada anak untuk menuangkan imajinasinya menjadi gambar.

- Dampingi anak saat ia melakukan aktivitas tersebut, sehingga anak merasa mendapat dukungan. Selama mendampingi anak hindari mencampuri cara berekpresinya dengan memberi instruksi ini atau itu.

- Biarkan anak menceritakan apa yang digambarnya. Jangan mengkritiknya.

- Berikan pujian dan motivasi kepada anak akan hasil karyanya.

- Jangan selalu memberikan buku mewarnai. Sebaiknya, berikan kertas kosong untuk anak menggambar sesuai dengan "sidik jarinya".

- Sediakan bahan dan alat yang diperlukan supaya anak dapat bereksplorasi secara luas. Jangan hanya dengan pensil warna saja, tapi sediakan juga bahan lain seperti krayon, cat air, cat akrilik, spidol, kapur, dan arang sekalipun.

- Biarkan anak menggambar sesuai dengan perkembangannya. Tak perlu dikoreksi.


Sumber : www.tabloid-nakita.com

Senin, 09 Mei 2011

Kualitas ASI diatas 1 th


Dr Utami Roesli mengatakan tidak ada batasan khusus di usia kapan anak harus berhenti menyusui. Konsepnya satu, menyusui dapat terus dilakukan selama 3 pihak saling menyukai (Ibu, Anak dan Ayah). Karena itu WHO tidak memberikan batasan khusus untuk pemberian ASI. Hanya ditulis ASI terus diberikan, bersama dengan makanan pendamping, hingga usia 2 tahun atau lebih. Kenapa disarankan paling tidak hingga 2 tahu? Karena sudah dilakukan penelitian tersendiri mengenai hal ini. Nah statement 2 th atau lebih itu sendiri tidak ada batasannya. Bahkan di tahun-tahun terakhir banyak penelitan menunjukkan bahwa banyak pengaruh baik menyusui anak hingga usia > 2th, baik untuk sang anak ataupun sang ibu. Belum lagi zat imun yang ada di dalam ASI menjadi emas berharga untuk tubuh sang anak. Jadi kapan sebaiknya anak disapih? Semua kembali ke ibu, anak & Ayahnya. Selama masih saling menginginkan ya silahkan saja. Yang jelas kalau ada yg bilang "wah ASI kan kalo dah > 1th dah jelek", jelas statement itu salah.

Kandungan nutrisi ASI > 1 th
Pada tahun kedua (12-23 bulan), setiap 448 ml ASI memenuhi kebutuhan anak :
o 29% dari kebutuhan energi-nya
o 43% dari kebutuhan protein-nya
o 36% dari kebutuhan kalsium-nya
o 75% dari kebutuhan vitamin A
o 76% dari kebutuhan folat-nya
o 94% dari kebutuhan vitamin B12
o 60% dari kebutuhan vitamin C

Kebutuhan sisanya didapat dari makanan padatnya
Nah manfaat buat ibu bagaimana? Banyak para ahli medis menbuktikan bahwa
menyusui dapat memberikan ibu proteksi dari berbagai penyakit. Makin
lama ibu menyusui, makin besar proteksi yang diberikan. Ibu dapat
terminimalisasi dari resiko terkena kanker payudara, kanker ovarium
(indung telur), kanker uterine (rahim), osteroposis, dsbnya.

Benarkah jika anak disusui terus menerus akan membuat ia jadi manja dan
gak mandiri?

Ini juga sama sekali TIDAK BENAR. Justru anak-anak yg disusui hingga ia
berhenti sendiri (menyapih dirinya sendiri) lebih mandiri.

Kenapa? karena ia menemukan sendiri kemandiriannya. Ia merasa lebih
nyaman dalam menemukan fase tsb. Ingat loh fase psikologis usia batita
itu buat anak-anak terkadang "mengerikan". Ia harus belajar untuk menerima kondisi di
sektiarnya. Dengan menyusui, akan memudahkan anak menghadapi fase tersebut dengan lebih mudah.

Terkadang juga kita memaksakan anak untuk mandiri lebih cepat dari
biasanya. Padahal di usia ini justru ia butuh ibunya dan ayahnya untuk membantunya
menemukan rasa percaya dirinya dsbnya. Jadi menyusui di usia ini justru memenuhi kebutuhan psikologisnya.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan : "Susuilah anak
di tahun pertamanya dan susuilah terus selama ibu dan anak saling 
menginginkan.Makin lama ibu menyusui anaknya, makin memberikan
keuntungan bagi ibu dan anak dari segi kesehatannya dan
perkembangannya..Tidak ada batasan pasti kapan anak harus berhenti menyusu dari ibunya. 
 
SEBENARNYA APAKAH FUNGSI ASI BAGI ANAK DI ATAS DUA TAHUN?
ASI sendiri memiliki dua fungsi penting untuk anak. Pertama, fungsi
nutrisi dan kedua, fungsi psikologis. Menyusui sampai di atas 2 tahun lebih karena pertimbangan psikologis ketimbang nutrisi. Dengan menyusu, anak mendapatkan perasaan aman dan dicintai. Yang harus diingat, jalinan perhatian dan kasih sayang dari ibu tidak harus melulu lewat pemberian ASI, tapi juga lewat aktivitas dan tindakan lainnya.

APA YANG AKAN TERJADI JIKA ANAK MASIH MENYUSU ASI DI ATAS DUA TAHUN?
Bagi ibu, gigi anak yang sudah banyak tumbuh, berpotensi melukai putting susunya. Ibu-ibu yang masih menyusui anaknya di atas dua tahun pasti sering mengalaminya. Pemberian ASI yang terlalu berlarut-larut juga bisa menimbulkan keter-gantungan emosional kurang sehat antara ibu dan anak jika tanpa diimbangi aktivitas lain yang bisa menjalin keakraban orangtua-anak. Sama halnya jika anak dibiarkan mencari rasa aman dengan caranya sendiri seperti mengisap jempol, menggigit kuku, memilin rambut, dan sebagainya.
Dampak sosialnya juga ada. Jika anak masih menyusu padahal dia sudah memasuki usia sekolah, bisa dilukiskan bagaimana komentar teman-temannya?

Berikut manfaat ASI di tahun kedua:
1. ASI di tahun kedua kandungan faktor imunitasnya meningkat. Penelitian menyebutkan zat antibodi tersedia dalam jumlah besar pada ASI selama masa menyusui. Tapi ternyata sebagian faktor kekebalan dalam ASI konsentrasinya meningkat selama tahun kedua dan selama proses penyapihan (weaning).

2. Pemberian ASI setelah bayi 6 bulan mencegah risiko alergi dan asma. Salah satu cara terbaik mencegah alergi dan asma adalah menyusui eksklusif selama enam bulan dan meneruskannya hingga si kecil berusia 2 tahun. Memperpanjang pemberian ASI berarti menunda selama mungkin bayi bersinggungan dengan zat penyebab alergi. ASI sendiri membantu mempercepat pematangan lapisan pelindung dalam usus bayi, melapisi usus bayi dan menghalangi masuknya molekul penyebab alergi ke dalam darah bayi serta memberi perlindungan antiradang sehingga menekan risiko infeksi pemicu alergi.

3. ASI perkecil risiko sakit anak usia 16-30 bulan.
American Academy of Family Physicians melihat anak-anak yang disapih sebelum usia dua tahun meningkat risikonya (AAFP 2001). Penelitian lain menyebutkan anak usia 16-30 bulan yang disusui lebih jarang sakit, kalaupun sakit maka sakitnya lebih singkat dibanding anak sebaya yang tidak disusui.

4. ASI dibutuhkan anak yang sakit. UNICEF merekomendasikan anak di bawah tiga tahun yang sakit agar diberi ASI, karena ASI merupakan makanan bergizi yang paling mudah dicerna saat si kecil kehilangan nafsu makan.

5. ASI di tahun kedua lebih kaya nutrisi. Penelitian dr. Dror Mandel, dkk, menyatakan ASI dari ibu yang menyusui lebih dari satu tahun kandungan lemak dan energinya meningkat dibanding ASI dari ibu yang menyusui lebih singkat.

6. ASI di tahun kedua sumber lemak dan vitamin A tak tergantikan. Berdasar penelitian Adelheid W. Onyango dkk menyimpulkan ASI merupakan sumber lemak dan vitamin A yang tak tergantikan oleh makanan sapihan apapun"


http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg04795.html
http://health.groups.yahoo.com/group/asiforbaby/message/137261
 

Selasa, 12 April 2011

Kado Ulang Tahun Pernikahan Untuk Suamiku

Waktu bergulir..
Detik berganti detik..
Hari berganti hari..
Bulan berganti bulan..
Dan tahun pun berganti tahun..
Tanpa terasa 4 tahun sudah susah senang kita jalani bersama..

Ayah…
Tahukah engkau kebahagiaanku adalah saat saat bersamamu…
Tahukah engkau setiap waktu bersamamu adalah keindahan bagiku…
Tahukah engkau tidak akan ada yg bisa mengalahkan cinta yg telah engkau berikan kepadaku..
Semua itu
sangat berarti untukku..
Semua itu
sangat berharga untukku..
Semua itu adalah anugerah terindah untukku…

Demi nama cinta kupersembahkan cinta ini lebih dari apapun…
Demi nama cinta kupersembahkan sedalam dalamnya hatiku…

cinta ini akan slalu aku berikan untukmu seumur hidupku sampai akhir nafasku aku akan slalu mengatakan aku sangat mencintaimu…
Sungguh Kumencintaimu karena Allah……

Ayah…
Terima kasih selama ini sudah menerima segala kekuranganku…
Setiap hari kau berikan aku merasakan hangatnya cinta selayaknya matahari yg mengunjungi bumi disetiap pagi dan siang…
Setiap hari kau berikan sinar dihatiku seperti bintang dan rembulan yang selalu berpendar di langit malam…

Engkaulah penjaga hatiku…
Engkaulah penyejuk jiwaku…
Engkaulah cintaku…

Semoga pernikahan kita selalu dalam RidhoNya dan selalu diberikan kebahagiaan dunia akhirat……
Maafkan atas segala kekuranganku selama ini…

Happy anniversary of the 4th

With Love, Your Wife

Sabtu, 09 April 2011

Perlukah Minum Susu Setelah Usia 2 Tahun??





Ini hasil diskusi dengan pak wied di milis gizi bayi_balita:

"Pada dasarnya setelah usia 2 tahun, anak kita tidak lagi memerlukan susu sapi. Alasannya:
(1) Pada usia tsb tubuh anak sudah tidak lagi menghasilkan enzim pencerna susu, sehingga organ cernanya harus kerja berat untuk mencerna susu - makanya ASI pun disarankan tidak diberikan lagi setelah usia 2 tahun.
(2) Kecukupan nutrisi bisa dipenuhi dari beragam jenis makanan bergizi dengan porsi yang cukup. Susu tidak lebih penting dari makanan bergizi lain, sehingga tidak perlu diprioritaskan.

Yang perlu kita ubah total adalah mind set kita, yang sudah kadung "salah" akibat proses cuci otak oleh produsen susu seolah-olah susu penting dan jadi kebutuhan utama untuk tumbuh kembang anak. Sekarang posisikan susu sebagai pelengkap beragam makanan bergizi untuk anak kita. Bisa diberikan, jika anak kita memang sulit pisah dari susu, tapi tidak perlu merasa bahwa tanpa susu sapi "dunia kiamat"."

Protein susu sapi olahan/pabrikan tidak mungkin cepat serap, karena dalam susu sapi olahan sudah tidak terkandung enzim pencerna susu itu sendiri maupun enzim pencerna susu dalam tubuh kita (setelah usia 2 tahun).

Protein susu sapi mudah cerna hanya berasal dari 2 jenis susu sapi, yakni:
(1) Susu sapi perah segar (belum dimasak), karena masih mengandung enzim alami susu. Susu segar/fresh milk kemasan yg dijual di supemarket sama sekali tidak masuk ke dalam golongan ini.
(2) Susu fermentasi - baik yoghurt, keffir, yakult (bukan merek!), tapi jenis susu fermentasi. Karena protein susunya sudah diuraikan oleh bakteri asam laktat menjadi komponen mudah cerna, yakni asam-asam
amino.

Susu sapi mengandung karbo-protein-lemak dalam komposisi sama-sama dominan. Untuk mencerna setiap nutrisi utama tsb tubuh kita harus mengerahkan enzim khusus. Nah, ketika masuk ke dalam tubuh, susu sapi
membuat organ cerna kita -terutama pankreas- harus bekerja superkeras mencerna karbo-protein-lemak susu sapi dengan cara memproduksi tiga jenis enzim untuk mencerna susu. Makanya dalam Food Combining
disarankan jika Anda memang ngotot minum susu sapi sebaiknya diminum ketika perut kosong, agar organ cerna bisa konsentrasi mencerna susu sapi. Tapi yang paling disarankan dalam Food Combining adalah lupakan susu sapi setelah manusia berusia 2 tahun.

Kenapa ya orang dewasa masih ingin minum susu sapi? Lha wong anak sapi
saja sudah tidak minum susu lagi setelah gede kok :)

nengpika.multiply.com

Senin, 14 Maret 2011

Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayiatau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik  dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula


Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI . Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare , tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup aman.

Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.


Laktasi 
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi. Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.

Pengaruh Hormonal

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:
  • Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran
  • Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
  • Follicle stimulating hormone (FSH)
  • Luteinizing hormone (LH)
  • Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
  • Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
  • Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.

Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.

Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogeneses III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.

Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
  • Kurang sering menyusui atau memerah payudara
  • Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
    • Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
    • Teknik perlekatan yang salah
  • Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
  • Jaringan payudara hipoplastik
  • Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
  • Kurangnya gizi ibu
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang

let-down reflex

Keluarnya hormon oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection / let-down reflex). Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar. Para ibu mendeskripsikan sensasi turunnya susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan geli di payudara dan ada juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga yang tidak merasakan apa-apa. Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten khususnya pada masa-masa awal. Tetapi refleks ini bisa juga distimulasi dengan hanya memikirkan tentang bayi, atau mendengar suara bayi, sehingga terjadi kebocoran. Sering pula terjadi, payudara yang tidak menyusui bayi mengeluarkan ASI pada saat bayi menghisap payudara yang satunya lagi. Lama kelamaan, biasanya setelah dua minggu, refleks turunnya susu menjadi lebih stabil.

Refleks turunnya susu ini penting dalam menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi dapat terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh karena itu sebaiknya ibu tidak mengalami stres.

Refleks turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari puting lecet, terpisah dari bayi, pembedahan payudara sebelum melahirkan, atau kerusakan jaringan payudara. Apabila ibu mengalami kesulitan menyusui akibat kurangnya refleks ini, dapat dibantu dengan pemijatan payudara, penghangatan payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui dalam situasi yang tenang.

http://supportbreastfeeding.wordpress.com/

Senin, 07 Maret 2011

Pedoman Praktis Melatih Bayi dan Anak Berbicara

Bayi sejak lahir sudah bisa mendengar dan mengerti suara manusia, terutama suara ibunya. Walaupun bayi belum bisa menjawab dengan kata-kata tetapi bayi bisa menyatakan perasaannya dengan : senyuman, gerakan bibir, bersuara, berteriak, menggerakkan tangan kaki, kepala atau dengan menangis.
Dengan latihan setiap hari sejak bayi, lama kelamaan bayi dan anak dapat menjawab dengan kata-kata dan kalimat. Latihan ini sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, dan perkembangan kecerdasannya.
Supaya bayi atau anak anda tidak terlambat berbicara, lakukan metode ini setiap hari, ketika anda berada tidak jauh dari bayi anda.

Melatih Bayi dan Anak Berbicara

I. Berbicaralah kepada bayi / anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin, dengan penuh kasih sayang, walaupun ia belum bisa menjawab
  1. Bertanya pada bayi / anak.. Contoh : Adik haus, ya ? Gardi lapar, ya ?. Elta mau susu, lagi ? Ini gambar apa ? Ini boneka apa ? Ini warnanya apa ? Ini namanya siapa ?
  2. Komentar terhadap perasaan bayi / anak . Contoh : Kasihan, adik rewel kepanasan, ya ?. Nah sekarang dikipasin ya ? Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk, ya ? Jatuh ya ? Sakit , ya ? Sini di obatin !
  3. Menyatakan perasaan ibu / ayah . Contoh : Aduh, mama kangen banget deh sama adik. Tadi mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh , mama sayang deh sama adik.
  4. Komentar keadaan bayi / anak.. Contoh : Aduh pipi Ade tembem ! Wow, Rama matanya besar banget ! Wah, kepala Gardi botak ! Ai, ai, Elta buang air besar lagi !
  5. Komentar perilaku bayi / anak Contoh : Wah, Rini sudah bisa duduk! Eeee, Tono sudah bisa berdiri ? Ai, ai, Ari sudah bisa duduk ! Wah, adik sudah bisa jalan !
  6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi / anak : Contoh : Lihat nih. Ini namanya bantal. Warnanya merah muda, ada gambar Winnie the Pooh. Adik tahu nggak Winni the Pooh ? belum tahu ? Winni The Pooh itu beruang yang lucu dan cerdik. Nanti kalau sudah gede pasti tahu deh. Yang ini namanya boneka Teletubies. Warnanya merah. Yang ini warnanya hijau, yang itu ungu. Nih, coba di peluk.
  7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi / anak
    Contoh : Adik dimandiin dulu, ya ? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang, biar kulitnya bagus sepeti bintang film. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. Sudaaaaah selesai. Sekarang pakai pampers, pakai baju, dibedakin dulu, biar kulitnya halus, wangi.. Nah, selesai. Enak, kan ? Asyik, kan ? Habis ini minum ASI terus tidur, ya ? Mama mau masak, ya ?
  8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan ibu : Contoh : Mama sekarang mau bikin susu buat adik sebentar , ya ? Nih, susunya 3 takar , ditambah air 90 cc, terus dikocok-kocok. Kepanasan nggak ? Enggak kok. Nah, siap deh.
II. Dengarkan suara bayi / anak, berikan jawaban atau pujian

Ketika bayi / anak bersuara atau berbicara (walaupun tidak jelas), segera kita menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suara bayi / anak seolah-olah kita mengerti maksudnya.
Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban kita. Contoh : Ta-ta-ta-ta ? Ma-ma-ma-ma ? Kenapa, sayang ? Minta susu ? Mau poop ?

III. Bermain sambil berbicara

Ciluk – ba. Ibu mengucapkan ciluuuuuukk (muka ditutup bantal) beberapa detik kemudian bantal ditarik kesamping sambil ibu mengucapkan : baaaaaa !!.
Kapal terbang. Nih ada kapal terbang sedang terbang. Ngngngngngng. Ada musuh, kapal terbangnya menembak musuh … dor .. dor .. dor. Kapal terbangnya turun ke muka bayi terus keperutnya.
Boneka, dimainkan seolah-olah ia berbicara kepada bayi / anak
Menyebutkan nama mainan, nama makanan, anggota badan (tangan, kaki, jari-jari, mulut, mata, telinga, hidung dll.)

IV. Bernyanyi sambil bermain.

Pok-ambai-ambai, belalang kupu-kupu, tepok biar ramai, pagi-pagi minum …. cucu. Cecak-cecak didinding, diam-diam merayap, datang seekor lalat, …..hap ! lalu ditangkap. Dua mata saya, hidung saya satu, (sambil menunjuk ke mata, hidung dst.)
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikut bernyanyi, sambil tepuk tangan, goyang kepala dll.

V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar

Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita (binatang, benda-benda, manusia). Tanyakan kembali apa nama benda tersebut, apa gunanya, siapa nama tokohTunjukkan gambar-gambar di dalam majalah.

VI. Menonton TV bersama anak sambil menyebutkan nama-nama benda, tokoh atau kejadian yang terlihat di TV
Itu mobil, yang itu kapal, itu sepeda. Itu kucing, di sebelahnya ada tikus dan anjing. Kucing melompat, tikus lari, anjing duduk.

VII. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian (ke pertokoan, rumah keluarga dll) t tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, itu boneka pakai kacamata dll.

VIII. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bermain dengan anak lain (kakak, tetangga, sepupu) yang sudah lebih jelas berbicaranya, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, puzzle, Lego, gambar-gambar, buku bergambar dll.

PERHATIAN
  • Jangan memaksa anak berbicara.
  • Kalau bayi / anak bersuara (walaupun tidak jelas) berikan jawaban, seolah-olah kita mengerti ucapannya
  • Pujilah segera kalau dia berbicara benar.
  • Jangan menyalahkan anak kalau ia salah mengucapkannya
  • Kalau anak sudah bosan sebaiknya beralih ke kegiatan lain
Latihan – latihan ini selain merangsang berbicara sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, dan perkembangan kognitif ( kecerdasan). IDAI.or.id

http://dr-anak.com/

Senin, 07 Februari 2011

Bayi Juga Punya Rasa Humor

bayi tertawa
Dari sejak lahir, seorang anak mulai mengembangkan rasa humor.  Karena itu, sering-seringlah mengasahnya dengan mengajak bayi Anda bermain.  Ingat, tertawa itu sehat bagi si kecil dan bagi Anda, tentunya!

Usia 0 – 6 Bulan
Pada umur 6 mingguan, bayi mulai menunjukkan tanda-tanda sense of humor lewat senyum kecilnya yang membuat hati Anda terasa hangat. 

Menginjak usia 3-4 bulan, tawanya mulai terdengar dan ia juga akan sering tertawa-tawa ketika sedang bermain sendirian. Ia akan terkekeh-kekeh melihat mimik wajah lucu Anda atau mendengar Anda mengeluarkan suara-suara lucu.  Mengayun-ayunkan si kecil di atas lutut Anda atau menggelitikinya, akan membuat anak Anda tertawa lepas. Anda juga akan mendengarnya tertawa kecil ketika Anda ciumi perutnya dengan lembut.

Usia 6 – 12 Bulan
Masuk usia 7 bulan, bayi Anda mulai mengembangkan rasa humor yang sesungguhnya.  Ia telah mulai memahami rutinitas dan membedakan mana hal-hal yang menurutnya ‘normal’, mana yang tidak.  Lelucon dengan gerakan-gerakan slapstick dimatanya terlihat sangat lucu.  Ia juga sangat senang menirukan reaksi Anda dan turut merasakan suasana riang yang ada di sekitarnya.  Contohnya, ia bisa ikut tertawa-tawa bila melihat Anda dan orang yang ada di sekelilingnya tertawa.  Salah satu permainan favoritnya adalah cilukba.  Dan ia juga mulai senang menggoda Anda, seperti pura-pura menyorongkan mainannya ke tangan Anda tapi lalu menariknya lagi, atau bolak-balik menjatuhkan botol/ gelasnya hanya untuk melihat reaksi Anda.  Sering-seringlah tertawa bersama si kecil, Anda akan surprise melihat pengaruhnya terhadap suasana hati Anda!

Usia 12 – 18 Bulan
Karena Ia sudah semakin lincah bergerak, bahkan mungkin telah lancar berjalan dan berlari-lari, Ia mulai ambil bagian dalam lelucon yang melibatkan gerakan fisik.  Ia bisa tertawa terkekeh-kekeh bila Anda pura-pura mengejarnya, lalu menggelitik perutnya begitu ia Anda tangkap.  Saat ini Ia yang akan aktif mengajak Anda bermain cilukba.  Ia juga sangat senang menirukan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Tinky-winky, Dipsy, Lala atau Po ketika menonton Teletubbies.  Anak-anak belajar dari menirukan apa yang ia lihat.  Jalan mondar-mandir dengan memakai sepatu Anda atau ayahnya, buat dia sangat menyenangkan.  Atau, suatu hari akan Anda tergeli-geli, sekaligus heran, melihat aksinya’menelepon’.  Tapi, menumpahkan isi piring makannya ke lantai jelas bukan hal yang lucu.

Usia 18 Bulan Ke Atas
Bersamaan dengan berkembangnya kemampuan si kecil berkomunikasi, Ia akan mulai memahami lelucon yang bersifat verbal.  Di usia ini Anda juga akan melihat bahwa hal-hal yang dimata batita Anda sangat lucu, sama sekali tidak membuat sepupunya (yang seusia dengannya) tersenyum.  Artinya, di usia ini seorang anak mulai memiliki rasa humor yang bersifat personal.  Manfaatkan sebanyak mungkin kesempatan untuk dapat tertawa bersama si kecil, karena itu juga akan membuat Anda merasa lebih bahagia.

Sumber:
ibudananak

Minggu, 06 Februari 2011

Blighted Ovum (BO): Pembuahan Tanpa Embrio

“Blighted ovum adalah suatu kehamilan tanpa dijumpai adanya pertumbuhan embrio,” ungkap Dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) dari Klinik Yasmin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Saat dilakukan tes kehamilan, calon ibu dinyatakan positif hamil dan mereka juga merasakan gejala-gejala wanita hamil seperti umumnya. Seperti mual, pusing, cepat lelah, dan payudara yang mengeras.

“Pada kehamilan kosong, plasenta dan kantung kehamilan tetap berkembang secara normal, yang menjadi masalah hanyalah perkembangan janinnya,” tukas Dr. Andon. Tak heran bila dalam tes kehamilan urin, hasilnya tetap positif dan mengalami gejala kehamilan muda.

Menurutnya, kehamilan kosong terjadi karena sel telur yang dibuahi tidak berhasil berkembang secara sempurna. Meski kantung kehamilan terus membesar, namun perkembangan janinnya sama sekali tidak terjadi.

“Sehingga saat kehamilan berusia kurang lebih satu setengah bulan, saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), hanya akan terlihat kantung kehamilan saja tanpa ada gambar janinnya,” terangnya.

Calon ibu hanya bisa diindikasikan apakah mengalami kehamilan kosong atau tidak, adalah saat ia melakukan pemeriksaan USG.

“Blighted ovum terjadi di kehamilan yang sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu,” tukasnya.

Tak heran bila penderita menyangka selama ini kehamilannya normal-normal saja, sebab kantung kehamilan terlihat jelas, dan tes kehamilan urin pun positif. Sehingga biasanya kehamilan kosong itu baru terdeteksi saat si ibu melakukan USG.

Sayangnya alat bantu USG melalui vagina, gambaran janin baru dapat terlihat di usia kehamilan 6 minggu dan dengan USG yang ditempelkan di perut, gambaran janin baru dapat terlihat pada usia kehamilan 7 minggu.

Dengan bantuan USG vagina, tambah Dr. Andon, gambaran janin atau kantung janin dapat terlihat, apakah ukurannya sudah mencapai 20 milimeter. Tapi bila belum terlihat, maka bisa jadi Anda mengalami kehamilan kosong.

“Jika janin belum terlihat sedangkan diameter kantung kehamilan masih belum mencapai 20 mm, maka sangat dianjurkan untuk melakukan USG ulang dalam 1-2 minggu kemudian,” sarannya.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya kehamilan kosong masih belum diketahui. Tapi dari beberapa pengalaman klinis, Dr. Andon memperkirakan ada kaitannya dengan kelainan kromosom pada janin.

“Ini dapat terjadi akibat sel telur yang kurang baik, dibuahi oleh sperma normal atau sebaliknya, sperma yang kurang baik membuahi sel telur yang normal.”

Komplikasi juga kerap dialami oleh pasien dengan kehamilan kosong, yaitu pendarahan akibat kehamilannya tidak normal. “Perdarahan ini terjadi akibat tubuh berusaha mengeluarkan hasil konsepsi yang tidak normal,” jelasnya.

Perdarahan akan terhenti, bila seluruh hasil konsepsi berhasil dikeluarkan dari rahim. “Jika hasil konsepsi tidak dapat keluar sempurna, maka diperlukan bantuan kuretase oleh dokter,” ungkap Dr. Andon lagi.

Agar pendarahan tidak terjadi terus menerus, ada dua cara yang umumnya dilakukan untuk mengeluarkan kehamilan kosong. Yaitu dengan menggunakan obat atau melakukan kuretase. “Tapi kuretase memiliki kelebihan karena dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan kromosom,” sarannya.

Meski begitu, blighted ovum tidak terkait dengan gangguan kesuburan, sebab bisa saja kehamilan selanjutnya bisa berjalan normal. Tapi bila kehamilan kosong kembali berulang, maka kemungkinan besar terdapat kelainan kromosom menetap pada salah satu dari suami-istri.

“Tapi yang perlu diingat, “blighted ovum” juga tidak terkait dengan kanker rahim,” jelas Dr. Andon. Ia pun mengatakan bahwa hingga kini masih belum ada cara untuk mencegah terjadinya kehamilan kosong ini.

Sumber:
~ infobunda
~ momsmiracle

Jumat, 04 Februari 2011

Berkebun, Mengasah Kecintaan Anak Pada Lingkungan


berkebunBingung karena si kecil selalu menolak makan sayur? Atau ingin mengajak anak-anak melakukan kegiatan out-door tanpa harus pergi jauh dari rumah?  Cobalah ajak mereka berkebun.  Walaupun rumah Anda tidak memiliki halaman yang luas, Anda tetap bisa mengajak anak-anak untuk berkebun dengan memanfaatkan pot.  Berkebun adalah sarana yang sangat baik untuk mengasah kepekaan dan kecintaan anak terhadap lingkungan hidup, karena ia akan mengamati secara langsung cara kerja alam.
 Ditanggung anak Anda akan excited dengan kegiatan ini !. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, mereka ingin melakukan segalanya sendiri dan, yang pasti, mereka senang sekali ’diijinkan’ bermain tanah.

Bagi anak-anak yang sulit makan sayur, berkebun adalah cara yang baik untuk memperkenalkan darimana datangnya sayur.  Siapa tahu, setelah menanam, merawat dan memanen sendiri sayurannya, anak Anda akan senang hati menyantap sayur-mayur.  Anda juga harus ingat bahwa anak-anak seringkali tidak sabar.  Untuk itu, selama menunggu tanamannya tumbuh dan berkembang, Anda bisa tetap membuat mereka sibuk melalui percobaan kecil.  Letakkan biji kacang hijau di atas kapas basah yang disimpan dalam botol kaca.  Ajak anak-anak untuk mengamati pertumbuhannya selama 1 minggu, misalnya. 

Lalu, pada usia berapa anak dapat diajak untuk berkebun? Anak usia 1 tahun pun sudah dapat Anda ajak berkebun.  Tak perlu yang rumit-rumit..! Ajak si kecil membantu Anda menyiram bunga dengan menggunakan gembor kecil, atau ”Bantu Ibu, menggali tanah yuuk...”. Tak perlu risau, kalau ternyata si kecil lebih senang menyirami dirinya sendiri daripada si tanaman, atau tebaran tanah dimana-mana akibat si kecil kelewat antusias menggali tanah dengan sekop kecilnya.  Yang penting disini adalah membangkitkan rasa ketertarikan mereka terhadap tanaman dan kegiatan berkebun.


Anak-anak yang sudah lebih besar, usia di atas 3 tahun hingga 5 tahun, sudah bisa diajarkan untuk menanam sendiri.  Beri mereka kesempatan untuk memilih jenis tanaman yang ingin mereka tanam (sebaiknya beri alternatif jenis-jenis tanaman yang cepat tumbuh dan menghasilkan). Lalu buat jadwal (yang berbentuk kolom-kolom) di atas kertas tentang kapan mereka harus menyiram tanamannya, membersihkan gulma yang tumbuh di sekitarnya dan memupuknya.  Tentu saja mereka butuh bantuan Anda (orangtua) untuk mengingatkan jadwal tersebut.  Setiap kali anak selesai melaksanakan tugasnya sesuai dengan jadwal, berikan anak stiker lucu-lucu untuk ditempelkan pada kolom tugas yang ada dalam jadwal.  Ketika tanaman sudah berbuah atau menghasilkan, biarkan mereka yang memanen sendiri.  Melalui berkebun, anak-anak belajar banyak hal.  Selain belajar untuk mencintai lingkungan, secara tidak langsung anak juga dilatih untuk bersabar, belajar bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai proses, bahwa untuk memperoleh sesuatu orang harus berusaha/bekerja.  Bahkan, mereka juga belajar untuk menerima kehilangan, ketika ternyata tanaman yang mereka tanam mati, misalnya.

Mengajak anak berkebun, artinya Anda harus siap melakukan waskat alias pengawasan melekat.  Awasi, jangan sampai si kecil memasukkan jari-jarinya yang kotor ke dalam mulut.  Berkebun melibatkan beberapa peralatan yang mungkin berbahaya, sehingga akan lebih baik jika Anda menyediakan peralatan berkebun yang khusus untuk anak-anak, mulai dari sekop kecil, garu kecil, gembor kecil, hingga sarung tangan berkebun untuk anak.  Bagi anak usia batita, sebaiknya gunakan perangkat berkebun anak yang terbuat dari plastik daripada yang terbuat dari logam.  Selain itu, orangtua juga perlu menyiapkan tips & tricks tersendiri untuk membujuk anak agar mau menggunakan sarung tangan berkebun.  Sebab, akan selalu ada kemungkinannya, anak (apalagi anak-anak usia batita) menolak keras atau malah rewel jika menggunakan sarung tangan.  Karena itu, dengan atau tanpa sarung tangan, pastikan mereka mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, setelah selesai berkebun. 

Nah, selamat berkebun!!

Sumber: ibudananak

Selasa, 01 Februari 2011

Jangan Anggap Sepele Susah Tidur

Kesalahan pola tidur sejak bayi, akan berdampak buruk terhadap perkembangan otak anak. Tipe kepribadian anak berhubungan dengan masalah tidur.

Masalah susah tidur, memang lebih sering dikeluhkan oleh orang dewasa, kerap dianggap serius karena dapat mengganggu aktifitas produktifnya. Padahal masalah sulit tidur juga dialami anak-anak, bahkan bayi sekalipun, dan berdampak buruk pada pertumbuhan mereka.

Jika orang dewasa perlu tidur sekitar 6 - 8 jam per hari, maka pada bayi dibutuhkan 16 - 20 jam tidur. Sedangkan diperlukan sekitar 10 jam tidur pada anak-anak balita. Bila kurang dari itu, patut diwaspadai bahwa bayi atau anak tersebut mengalami masalah sulit tidur.

Sebuah lembaga penelitian kesehatan di AS melaporkan, sekitar 84 persen anak usia 1 hingga 4 tahun menderita gangguan tidur. Sementara di Indonesia, berdasarkan survei yang digelar, sekitar 51,3 persen dari 80 anak usia balita prasekolah terbukti mengalami gangguan tidur.

Menurut dr Martani Widjajanti SpA dari RSAB Harapan Kita, ada tiga jenis gangguan tidur. Pertama adalah disomnia, yakni berhubungan dengan masalah jumlah tidur, saat mulai tidur, dan mempertahankan lama tidur.” Ketiga, adalah gangguan tidur sekunder, yakni berhubungan dengan gangguan psikiatri (kejiwaan), depresi, stress, pasca trauma, abuse, rendah diri, ketakutan, gangguan neurologis atau masalah medis lainnya,”ungkap Martani.

Martani menambahkan, paling tidak 25 persen anak usia 1 - 8 tahun mengalami gangguan sulit tidur. Sedangkan pada anak-anak usia 8 - 9 tahun sekitar 10-20 persen mengalami sulit tidur.” Penelitian mengenai insomnia anak ini belum terlalu banyak dilakukan, namun angka kejadian insomnia pada anak usia sekolah dengan segala permasalahannya agaknya cukup banyak dijumpai,”katanya.

Ada indikasi kuat, bahwa interaksi sosial dan karakteristik temperamen individu anak memegang peranan penting dalam kualitas tidur. “Penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang emosional tampaknya berhubungan dengan masalah tidur, tambah Martani.

Dr Attila Dewanti SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital mengatakan gejala yang ditunjukkan oleh anak-anak yang mengalami sulit tidur adalah sulit bangun pada pagi hari, sering tidur larut, emosional, impulsive, rewel, dan mudah frustasi. “Gejala tersebut biasanya dialami anak dengan ADHD atau gangguan komunikasi dan interaksi, misalnya autisme,”katanya. Menurut Attila, kebanyakan anak yang menunjukkan gejala tersebut berusia lebih dari 2 tahun, karena pada usia tersebut gejala ADHD sudah lebih tampak.”Sebaiknya bila sudah ada keluhan, segera ke dokter,”Attila menambahkan.

Mengapa anak perlu tidur?
Bagaimanapun jangan menganggap sepele ketika anak anak menderita sulit tidur, karena insomnia yang terjadi pada anak akan menyebabkan efek buruk. Dr Keumala Pringgardini SpA dari Sam Marie Healthcare mengungkapkan, masalah kurang tidur pada anak dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasannya, kurang konsentrasi, daya ingat menjadi kurang konsentrasi, daya ingat menjadi lemah. Anak yang kurang tidur juga dapat mengalami gangguan fungsi kognitif, sehingga ia lebih agresif dan hiperaktif, menjadi pembangkang dan tidak kooperatif.” Anak-anak harus cukup tidur karena sebagian besar pertumbuhan otak dan fisik terjadi pada saat tidur,”jelasnya.

Ketika tidur itulah hormon-hormon pertumbuhan berproduksi dan bekerja.”Pada saat golden period, yakni 1 tahun pertama kelahiran, pertumbuhan otaknya tumbuh hingga 80 persen. Sedangkan saat berumur 4 tahun, pertumbuhan otaknya tumbuh mencapai maksimal,” ungkap Keumala. Oleh karena itu, anak-anak yang mengalami gangguan tidur, perkembangan otaknya tidak optimal sehingga intelektualitasnya cenderung rendah. Tidur juga mempunyai andil dalam meningkatkan daya tahan anak terhadap infeksi . Jika tidurnya terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun.

Terkait dengan fase pertumbuhan anak, terdapat dua fase tidur. Pertama, Rapid Eye Movement (REM) atau lebih dikenal dengan tidur lelap. Biasanya bayi yang baru lahir mengalami fase ini. Kedua, adalah Non Rapid Eye Movement (Non REM) atau tidur tenang, fase ini biasanya dialami oleh anak usia balita ke atas.

Pada anak-anak khususnya usia dua bulan hingga 4 tahun, fase REM merupakan fase dimana sel-sel otak tumbuh sangat cepat.”Pada usia ini anak-anak sering mengigau, atau terbangun di tengah malam karena teringat kejadian yang ia alami pada siang hari. Otak anak akan mengalami rangsangan yang diperolehnya dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya,” kata Keumala. Sedangkan pada fase Non REM, anak-anak bisa tidur dengan lebih tenang, sementara terjadi perbaikan sel - sel di tubuhnya. Karena kedua fase ini sangat penting, maka anak -anak harus mengalami kedua fase ini.

Penyebab anak sulit tidur
Anda patut mewaspadai anak Anda jika ia sudah menunjukkan gejala - gejala ia sulit tidur. Penyebab dan pemicu anak menjadi sulit tidur sangat beragam. Salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan, suasana rumah bisa membuat anak sulit untuk tidur. ”Kondisi yang ramai di sekitar rumah, serta gangguan penyakit seperti asma dan alergi bisa menyebabkan ia sulit untuk tidur. Selain itu kebiasaan menonton televisi menjelang tidur malam hari , dan ketakutan juga bisa memicu anak sulit tidur,”jelas Martani.

Orangtua juga perlu memperhatikan pola tidur anak, agar tidak terjadi kesalahan pola tidur sejak bayi. Menurut Keumala, insomnia pada anak bisa disebabkan ole penerapan pola tidur yang salah sejak bayi. Oleh sebab itu orangtua harus memperhatikan pola tidur anak sejak bayi, agar sejak dini permasalahan sulit tidur ini dapat segera diatasi dan dikenali.
“Dari awal harus sudah ditentukan jam berapa ia harus tidur. Jangan membiasakan menidurkan bayi di gendongan atau ayunan, karena akan menyebabkan terjadinya pola tidur yang salah. Kalau mau tidur ya harus ditempat tidur,” Keumala menegaskan. Jika bayi bangun di tengah malam, sebaiknya jangan diajak berbicara, cukup ditenangkan dan dibujuk kembali agar tidur kembali.

Orangtua perlu memperhatikan lebih serius anak yang sulit tidur, mulai dari faktor psikis, fisik, dan lingkungan. “Selain memperhatikan faktor psikis, orang tua juga harus mulai membuat jadwal tidur yang baru baginya. Asupan makanan juga perlu diperhatikan ,”kata Attila. Penting diupayakan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan enak di kamar tidur anak. Lingkungan yang tidak nyaman, misalnya panas atau bising, akan menyebabkan anak menjadi sulit tidur, bahkan enggan untuk tidur.

Tips pola tidur anak yang baik:
  • Biasakan pola tidur yang benar sejak bayi. Jangan biasakan menidurkan bayi didalam gendongan atau ayunan.
  • Lakukan interaksi yang hangat dengan anak sambil melakukan kegiatan tertentu menjelang tidur, misalnya membaca buku cerita, berbincang-bincang sejenak dengan anak, memeluk anak, menyanyikan lagu sebelum tidur, dan lain-lain.
  • Biasakan anak tidur dengan lampu dimatikan atau ada sedikit sinar dari ruang lain, atau dari luar rumah. Di pagi hari biasakan anak berada diruang yang terang atau berada diluar rumah. Sinar membantu memberi sinyal kepada otak menegnai siklus tidur dan bangun.
  • Jangan melakukan aktivitas yang “berat” sebelum tidur, seperti bermain games, menonton tv, bersenda gurau, dan lain-lain.
  • Hindari makan makanan yang mengandung kafein beberapa jam sebelum tidur seperti coklat, keju, soft drink, dan sebagainya.
  • Jangan memenuhi tempat tidur anak dengan banyak mainan karena ini justru merangsang anak untuk bermain ditempat tidur sehingga menjadi sulit tidur.
  • Ciptakan lingkungan kamar yang nyaman, bersahabat, sejuk dan hening (hindari tv di dalam kamar)
  • Para ahli menyarankan agar sejak kecil anak sudah terpisah tidurnya dari orang tua. Selain alasan keamanan, semakin lama orangtua tidur bersama anak, akan semakin sulit memisahkannya.
Sumber : ibudanbalita

Senin, 24 Januari 2011

Kiat mengajarkan menabung pada anak

Dengan langkah yang sederhana kita bisa loh mengajarkan menabung pada si kecil dan hal ini dapat membantunya untuk mulai mengasah kemampuan financial mereka.
  1. Sediakan tiga buah celengan. Celengan pertama untuk sumbangan, kedua untuk tabungan dan yang ketiga untuk investasi.
  2. Belilah dompet dan celengan yang bisa dibuka tanpa dipecahkan. Celengan untuk tabungan, dompet untuk uang jajan harian mereka. Keduanya membantu untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perbedaan menabung dan membelanjakan uang.
  3. Izinkan anak untuk membeli barang yang ia idam-idamkan dengan sebagian uang tabungannya. Ini akan memberikan rasa puas dan melatih mencegah pembelian spontan pada anak.
  4. Latihlah kebiasaan menyumbang untuk menumbuhkan rasa keseimbangan dalam diri mereka dalam hal uang dan membangun hubungan dengan sesama, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.
  5. Ingatkan anak untuk menyisihkan 5 sampai 10 persen uang saku mereka untuk amal setiap bulan. Salurkan sumbangan mereka secara teratur dan libatkan mereka untuk prosesnya.

Senin, 17 Januari 2011

Tips memilih acara tv untuk anak

Cara terbaik untuk mengetahui apa yang anak anda saksikan di televisi adalah ikut nonton bersama mereka. Tidak usah selalu menonton keseluruhan episode, cukup beberapa episode saja dan tanyakan pada diri anda tentang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
  • Apa yang karakter itu lakukan?
  • Apa sih inti cerita dari serial tersebut?
  • Apa si ‘tokoh’ banyak melakukan adegan perkelahian?
  • Apa tokoh yang anak anda saksikan memberikan kegembiraan satu sama lain?
  • Apakah mereka melakukan sesuatu yang illegal atau bertemakan adegan-adegan yang layaknya ditonton orang dewasa?
  • Apa reaksi anak anda setelah menyaksikan tayangan tersebut.
Ketika anda memutuskan apa yang pantas ditonton untuk anak-anak anda, tetap ingat bahwa tidak selamanya anda dapat melindungi dan mengawasi anak anda dari tayangan-tayangan yang dapat memberikan pengaruh buruk. Jadi lebih baik lindungi anak anda dengan memberikan discipline pada mereka seperti :

  • Batas waktu yang diberikan untuk menonton hanya 1 sampai 2 jam setiap harinya, biasakan untuk lebih banyak memberikan permainan motorik dan sensorik pada anak anda.
  • Jangan berikan tivi di kamar tidur anak anda.
  • Perhatikan tentang rating acara tivi yang anak anda saksikan.
  • Sisihkan waktu untuk menonton bersama anak anda, jangan terlalu percaya pada baby sitter anak anda (terutama jika anda bekerja di kantor), kadang mereka bisa saja merasa bosan dan mengganti tayangan tivi untuk anak anda dengan tayangan-tayangan yang tidak cocok untuk disaksikan anak anda. Anda benar benar harus tegas pada pengasuh anak anda untuk hal yang satu ini.
  • Biasakan berdiskusi dengan si kecil tentang acara yang telah ditontonnya untuk melatih rasa kritis untuk mengetahui pesan dari acara yang ia saksikan dan membuatnya terbuka dan bercerita tentang apa saja yang telah anak anda lakukan dan saksikan.
sumber:
www.keepkidshealthy.com
www.ibudananak.com

Apa sih yang anak anda tonton?


menonton siaran tvMom’s, penting banget loh untuk selalu mendampingi dan mengetahui apa yang si kecil saksikan di televisi. Soalnya televisi dapat meng-expose hal-hal yang tidak boleh disaksikan untuk anak-anak. Seperti tayangan yang berbau kekerasan, drugs, sex dan lain sebagainya. Termasuk iklan yang selalu disajikan untuk menarik perhatian mereka.

Tidak selamanya tayangan yang bertuliskan ‘BO’ alias Bimbingan Orang tua dapat disaksikan oleh anak anak balita kita.
Untuk membantu para orang tua melindungi anak anak dari pengaruh buruk televisi, menurut  American Academy of Pediatrics disarankan untuk tidak membiarkan anak menonton lebih dari 1 sampai 2 jam seharinya. Dan tontonan yang boleh disaksikan benar-benar yang sangat berkualitas.

Apa sih dampak negatif dari terlalu banyak menonton televisi?

  • Sebuah study menyatakan bahwa, terlalu banyak menonton televisi sangat mengganggu kebiasaan dan waktu tidur anak-anak. Anak yang terlalu banyak menonton televisi biasanya mengalami gangguan tidur, tidur lebih malam, dan waktu tidur yang singkat.
  • Penelitian lain menyatakan, terlalu banyak menonton televisi dapat membuat anak-anak untuk menjadi lebih dewasa dan berperilaku aggressive sebelum waktunya.
  • Terlalu banyak menonton televisi juga membuat anak-anak menjadi malas untuk beraktivitas dan membuatnya menjadi kelebihan berat badan.
Sebenarnya tidak usah terlalu banyak penelitian untuk melihat hasil dari menonton sajian acara tivi yang salah. Masih ingat dibenak kita, betapa banyak anak yang terluka dan cedera karena ingin bergaya dan bermain ala acara ‘smack down’. Dari pada terlalu banyak menonton tivi lebih baik si kecil bermain di luar dengan permainan yang penuh aktivitas dan membaca buku untuk merangsang imajinasi positif yang baik untuk perkembangan dirinya.

Memang tidak semua acara televisi itu buruk sih, karena ada juga beberapa acara tivi yang bernilai positif dan mengajarkan anak-anak kita kebiasaan-kebiasaan baik dan sehat, atau mengajarkan anak anak kita untuk menyelesaikan masalah. Acara-acara yang bernilai positif untuk balita anda misalnya Sesame street, Barney and friends, Mister Rogers' Neighborhood, Bob The Builder, Dora the Explorer, Rollie Ollie Pollie, Bear in the big blue House dan acara acara similar lainnya.

Tapi ingat loh, bukan berarti semua tayangan kartun itu bagus untuk anak-anak, dan tentu saja Moms tidak akan membiarkan si kecil menonton tentang tayangan kartun seperti Ed, Edd and Eddy atau yang menyajikan tentang monster-monster yang tidak jelas asal-muasal dan bentuknya.

Yang terpenting adalah selalu proactive dalam membimbing si kecil dan membantunya belajar menentukan mana yang baik dan tidak baik untuknya. Karena hanya anda sebagai orang tua sebagai pelindung dari pengaruh buruk yang bisa merusak mental anak anak kita kelak.
 
Sumber :  
www.keepkidshealthy.com
www.ibudananak.com

Senin, 10 Januari 2011

Manfaat Bermain Puzzle


junggleBermain sangat penting bagi anak sebab bermain adalah bekerja bagi anak. Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar yang bersifat paling alami adalah bermain. Anak mendapat bermacam-macam pengetahuan dari bermain. Contohnya dengan bermain sebagai seorang dokter, anak bisa meniru menjadi dokter dengan memeriksa pasien, dengan begitu anak dapat mengenal sebuah profesi dan dapat mengatasi ketegangan dan ketakutan terhadap dokter. Beberapa manfaat bermain adalah melatih fisik, kecerdasan dan ketangkasan otak. Dengan bermain, anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan kesulitan dengan kemampuan sendiri.

Dengan munculnya banyak sekolah di sekitar kita dan banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini, menandakan bahwa orang tua kini sangat mementingkan pendidikan pada putra putri mereka. Sejak dini mereka sudah menerapkan permainan yang bersifat edukatif  pada anak anak mereka.

Salah satu permainan edukatif adalah adalah permainan puzzle. Puzzle bisa dimainkan mulai dari usia 12 bulan. Untuk pemula mungkin puzzle adalah sesuatu yang kurang menarik untuk anak, padahal puzzle bisa memberikan kesempatan belajar yang banyak. Karena itu sediakanlah waktu luang yang banyak agak bisa memberikan kesempatan untuk ibu dan anak untuk bermain bersama sama. Selain untuk menarik minat anak dan membina semangat dengan belajar bermain puzzle, kesempatan ini dapat merekatkan hubungan ibu dan anak. Untuk ibu yang bekerja juga dapat meluangkan waktu seminggu sekali jika tidak punya waktu setiap hari untuk bermain dengan anak.

rescue

Anak dari umur 12 bulan bisa bermain dengan puzzle dua keping. Seiring dengan perkembangan anak, mereka akan menikmati puzzle dengan kepingan yang lebih banyak. Ketika anda melihat anak mulai frustasi dengan sebuah puzzle, berikan saran saran yang menyemangati anak. Misalnya : bagian ini berwarna kuning, bisakah kamu mencari bagian dengan warna yang sama. Berikan ucapan terima kasih dan dukungan pada setiap usaha anak agar mereka merasa percaya diri dan berkemampuan. Rasa percaya diri dapat menambah rasa aman pada anak. Anak akan lebih senang berpatisipasi jika kepingan puzzle diletakkan di lantai atau di meja. Ajaklah anak untuk mulai menyusun sendiri atau membantu menyelesaikan apa yang sedang anda kerjakan. Pastikan Anda mempunyai persediaan puzzle yang memadai dan berikan satu satu jangan sekaligus semua. Ketika anak sudah bosan bermain berkali-kali dengan puzzle yang sama segera berikan puzzle yang lainnya.

Beberapa manfaat bermain puzzle:

•    Mengasah otak
Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak si kecil, melatih sel-sel nya dan memecahkan masalah.

•    Melatih koordinasi mata dan tangan
Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak. Mereka harus mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Permainan ini membantu anak mengenal bentuk dan ini merupakan langkah penting menuju pengembangan ketrampilan membaca.

•    Melatih nalar
Puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar mereka. Mereka akan menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, kaki dan lain-lain sesuai dengan logika.

•    Melatih kesabaran
Puzzle juga dapat melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan suatu tantangan

•    Pengetahuan
Dari puzzle anak akan belajar, misalnya puzzle tentang warna dan bentuk.  Anak dapat belajar tentang warna warna dan bentuk yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya lebih mengesankan bagi anak disbanding dengan pengetahuan yang di hafalkan. Anak juga dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, jenis buah alphabet dan lain lain. Tetapi tentunya harus dengan bantuan ibu atau orang lain yang mendampinginya bermain.
(diambil dari berbagai sumber).

Menstimulasi Kreativitas Anak

Anak kreatif bukan dilihat dari apa yang mereka lakukan, melainkan cara mereka melakukannya.

Cerdas saja dirasa kurang untuk meraih keberhasilan atau memecahkan masalah. Anak juga harus kaya ide dan kreatif, selain memiliki kematangan emosi. Yang menjembatani antara tahap pengelolaan kognisi dan tahap eksekusi agar memiliki prestasi atau hasil yang meyakinkan adalah kreatifitas .Bagaimana orang tua mendidik anak agar memiliki kreativitas adalah susah-susah gampang .

Psikolog perkembangan anak Universitas Paramadina, Alzena Masykouri MPsi, mengatakan, kreativitas adalah istilah yang sangat sering digunakan dalam dunia pengasuhan dan juga pendidikan . Secara definitif, awalnya kreativitas mengacu pada kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu karya yang belum pernah dipikirkan dan dibuat orang lain (orisinil) juga bermanfaat. Kini istilah kreativitas sudah semakin meluas maknanya. Kreatif dan kreativitas lebih mengacu pada pada kemampuan membuat sesuatu yang bernilai seni atau melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh kebanyakan orang.

Menurut Sri Syamsiah,Amd.OT, terapis okupasi dari klinik perhimpunan peduli anak, anak yang kreatif adalah anak yang bermain secara fungsional artinya mampu mengembangkan permainan dan juga menciptakan metode baru dalam permainan tersebut. Anak kreatif juga cenderung eksploratif dan dinamis, tidak selalu terpaku pada pola rutin atau satu pola saja. ”Umumnya anak kreatif cenderung fleksibel dalam cara berpikirnya,” katanya.

Alzena menjelaskan, kreativitas merupakan salah satu aspek kecerdasan. Namun,tak semua anak cerdas dikatakan kreatif. Anak dengan nilai IQ tinggi tak selalu memiliki kreativitas yang tinggi. Tes IQ mengukur pemikiran konvergen, yaitu anak berpikir hanya pada satu jawaban yang benar saja .

Jenis pemikiran ini diperlukan untuk proporsi yang amat besar dari tugas sekolah. Anak yang ber-IQ tinggi cenderung mendapat hasil yang baik di ujian sekolah. Sri menambahkan, anak cerdas belum tentu kreatif namun anak kreatif sudah pasti cerdas. Karena semakin banyak anak melakukan sesuatu yang bisa menstimulasi otak,maka kemampuan memori dan kognitifnya pun akan terus terasah. ”Besar kemungkinannya anak kreatif juga pandai di sekolah,” kata ahli terapi yang juga berpraktek di klinik Akita ini.

Berpikir Lateral

Kreativitas berkaitan dengan kemampuan berpikir divergen (devergent thinking). Yaitu kemampuan untuk berpikir, dari berbagai macam sudut pandang, memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (berpikir lateral). Dengan kemampuan ini, anak memiliki berbagai cara penyelesaian saat menghadapi persoalan. ”Mungkin saja cara yang dipikirkannya belum pernah terpikir dan dicoba orang lain, sehingga berpotensi sebagai anak yang kreatif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Alzena , selayaknya kecerdasan, kreativitas biasanya menonjol pada suatu area tertentu dan bidang lainnya yang berkaitan. Bidang non-eksakta bisa memberikan kesempatan yang lebih luas dalam penerapan kreativitas, misalnya bidang seni. Meskipun bidang eksak pun membutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam langkah-langkah penyelesaian masalahnya. Untuk dapat menyelesaikan persoalan matematika yang rumit, dibutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam menciptakan langkah-langkah penyelesaian.

Menurut Dorothy Einon, psikolog dari Universitas Colloge, London,dalam bukunya Creative Child, kreativitas pada anak bukanlah didapat dari sumbangan genetik orang tua atau keluarganya. Namun, budaya pola pengasuhan anak serta lingkungan yang memelihara keterampilan kita bisa diturunkan pada anak. Sayangnya, sering kali lingkungan menghalangi kreativitas anak, dan berulang terus.

Alzena menjelaskan, sejalan dengan kemampuan berpikirnya, anak dapat mulai distimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir divergen serta kreativitasnya mulai dari usia 2 tahun.

Pada usia tersebut, kondisi otak anak mulai mengalami peningkatan sampai 70-90 persen dari berat otak manusia dewasa. Di masa ini anak mengembangkan keterampilan yang bervariasi, termasuk di dalamnya kemampuan berpikir logis dan imajinasi. Dua kemampuan ini sangat berperan penting dalam berkembangnya kreativitas.

Menurut Alzena, berpikir konvergen berkembang secara alami, sedangkan divergen tidak berkembang dengan sendirinya. Namun, dengan bantuan dari lingkungan, yaitu orang tua dan metode pengasuhannya. Tugas orang tua yang paling penting adalah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dimiliki. Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus kreativitas anak sesuai tahapan usianya.

Usia Prasekolah (2-5 tahun)

Alzena mengatakan, tugas utama dari anak-anak usia prasekolah adalah bermain. Melalui aktivitas bermain anak mempelajari berbagai konsep dasar yang akan sangat berguna dalam menjalani pendidikan formal kelak. Dengan bermain, kemampuan berpikir anak dikembangkan. Salah satunya dengan bermain pura-pura (make believe play).

Beri kesempatan pada anak untuk bermain pura-pura. Sediakan alat-alat yang menunjang permainan pura-pura. Tidak perlu mahal atau baru. Gunakan yang ada di sekitar kita. Sepatu ayah yang sudah tidak terpakai, kalung manik-manik ibu yang sudah ketingglan mode, panci bocor dari dapur, semuanya bisa menjadi alat permainan yang menarik bagi anak. Kotak-kotak bekas produk makanan pun bisa menjadi gedung atau benteng yang menarik bagi anak. Silinder bagian dalam tisu gulung pun bisa jadi teleskop seru bagi anak.

Ajak anak untuk bermain bersama. Pancing dengan topik menarik, misalnya perjalanan ke luar angkasa atau berkelana di padang pasir. Beri kesempatan pada anak untuk mengemukakan ide-idenya. Di sini saatnya orang tua hanya menjadi pengamat. Jangan kendalikan anak untuk bermain sesuai kehendak kita . Biarkan, tahankan diri anda untuk mengomentari. Beri kesempatan anak berimajinasi secara bebas. Bila perlu, pancing imajinasi dan kemampuan berpikir anak dengan pertanyaan. Biarkan mereka menjelaskan jawabannya.

Sikap menerima anak apa adanya dan bersikap sebagai fasilitator akan sangat bermanfaat bagi anak dalam mengembangkan kemampuannya untuk melihat berbagai kemungkinan dalam menyelesaikan persoalan. Jangan lupa, beri penghargaan atau pujian yang konstruktif setiap kali anak menunjukkan kemampuannya.

Usia Sekolah (7-12 tahun)

Alzena menjelaskan, suasana yang menunjang perkembangan kreativitas anak adalah perasaan bebas pada anak untuk mengemukakan pendapatnya. Ciptakan kebiasaan untuk bertanggung jawab. Anak-anak bebas untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan atau menantang pendapat, tetapi dengan tetap menghormati pendapat yang diajukan orang lain. Beri pula kesempatan dan fasilitas bagi mereka untuk mencari referensi yang mendukung pendapat mereka.

Anak perlu diberi semangat untuk berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagi situasi atau kemungkinan atas suatu persoalan. Metode brainstorming atau mind mapping merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Biarkan ide-ide mereka tampil secara bebas, tanpa kritikan.
Lakukan diskusi dengan tema-tema yang menarik. Misalnya, apa yang akan terjadi di dunia bila manusia bisa terbang? Atau apa yang akan kita lakukan kalu adik bayi jadi dinosaurus?

Menciptakan Dunia Anak

Membuat kostum ksatria:
Cara membuat:
A. Buat pedang yang aman dari surat kabar yang digulung.
B. Buat perisai dari kotak kardus bekas.Potong bagian sisi kardus kemudian bentuk menjadi sebuah perisai. Buat celah di bagian tengah lembar karton tersebut sebagai pegangan tangan anak.
C. Buat baju perang sederhana dari dua bagian karton yang dihubungkan dibagian bahu . Menggunakan pita. Potong lengkungan untuk leher dan lengan. Lalu cat dengan warna abu-abu atau perak.

Yang dipelajari anak:
Membangkitkan imajinasi anak serta meningkatkan keterampilan menuturkan cerita, mengekspresikan diri, dan komunikasi.

Ekspresi Lewat Seni Musik

Simfoni botol selai:
Cara membuat:

• Carilah enam buah botol selai atau gelas.
• Masukkan air dalam volume yang berbeda-beda ke dalam masing-masing botol.
• Tunjukkan pada anak cara mengetuk setiap botol dengan sendok kayu untuk mengeluarkan not bunyi.

Yang dipelajari anak:
Anak bisa mengubah jumlah volume air untuk mengubah not dari botol sesuka hatinya . Biarkan anak Anda menyetel botolnya. Melalui permainan ini anak dapat mengekspresikan dirinya melalui musik serta mendorong kreativitasnya ketika ingin menghasilkan alunan nada yang di inginkan.

Dengan mempunyai kreativitas, anak akan tumbuh menjadi anak yang berani, percaya diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mudah membuat keputusan yang sesuai saat menghadapi suatu masalah. Berikut tips bagi orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak berpikir kreatif.

1. Memilihkan jenis mainan yang sesuai keinginan anak, terutama yang merangsang kemampuan anak berimajinasi, misalnya Lego.
2. Memberikan media atau permainan sebanyak-banyaknya.
3. Berikan penguatan dan dukungan untuk hal-hal baru yang ditemukannya.
4. Gunakan metode Mind Mapping karena akan mempunyai gambaran atau rencana dalam membuat hasil karya sehingga mampu bekerja secara terstruktur.

Sumber: ibudanbalita

Minggu, 02 Januari 2011

Memilih Permainan Anak

Sebelum bermain, pilihlah sarana bermain yang sesuai dengan usia dan kemampuan si anak. Perhatikan pula segi keamanan dan kebersihannya.

Berikut ini permainan yang bisa dipilih:

1. Perosotan
Ada sensasi tersendiri saat anak berada di puncak perosotan dan siap meluncur. Belum lagi merasakan bagaimana tubuhnya serasa melayang saat meluncur ke bawah hingga di ujung perosotan. Saat menaiki tangga, keseimbangan tubuhnya benar-benar diuji. Anak juga belajar bagaimana harus antri sebelum meluncur, bergantian dengan teman-temannya.

2. Ayunan
Anak akan merasakan bagaimana rasanya saat tubuhnya terayun, baik dengan kecepatan tinggi atau rendah. Anak juga belajar mengantisipasi bahaya, misalnya ada yang mengayun dari depan, tentu akan berbahaya bagi si pengayun. Anak juga latihan mengontrol diri, agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat gerakan ayunan.

3. Permainan pasir
Pilihlah pasir yang lembut dan tidak menempel di kulit. Bisa bermain dicampur dengan air, membuat aneka bentuk maianan, sehingga anak tahu perubahan yang terjadi. Tetapi perlu berhati-hati, kadang ada hewan kecil yang suka tinggal di pasir.

4. Stepping & balok keseimbangan
Agar imajinasi anak terangsang, arahkan anak seakan sedang menyeberangi sungai yang deras. Anak perlu keseimbangan agar tidak terjatuh.

5. Mandi bola
Ada rasa tersendiri saat terjun disini, rasanya empuk, beda dengan terjun di kolam renang. Anak bisa juga main lempar-lemparan bola juga mengenal berbagai macam warna.

6. Main air
Dengan bermain air, misalnya dicampur dengan pasir di wadah yang beraneka bentuk dan ukuran, anak akan belajar tentang berat jenis, volume, perubahan bentuk, warna dan lain-lain.

7. Gorong-gorong/terowongan
Saat berada didalamnya anak akan mendapati suasana yang agak gelap, sempit, lebih dingin dan membuat suaranya bergema. Anak akan menerka-nerka apa yang akan ditemui didepan sana, di setiap belokan atau di mulut gorong-gorong. Permainan ini untuk melatihnya mengatasi rasa takut saat menghadapi suasana yang berbeda.

8. Jala/jaring
Saat menapaki jala/jaring, sensasi ketinggian akan didapat anak sebagai salah satu manfaatnya. Manfaat lainnya adalah mengasah ketrampilan motorik, rasa percaya diri, keberanian, maupun keseimbangan dan koordinasi tubuh.

9. Tumpangan bergoyang
Bentuknya bisa bermacam-macam, dari pesawat terbang, tokoh film kartun, mobil, motor, hewan, atau apa saja. Keinginan anak untuk mencoba permainan ini lebih karena ketertarikannya pada aneka bentuk yang ada. Sementara dari segi manfaatnya nyaris tidak ada, selain sensasi saat mainan bergoyang ke kiri dan kanan atau ke depan dan belakang secara teratur.


Sumber : nakita

Mengasah Kecerdasan Anak Lewat Permainan | Macam-macam Kecerdasan

Kecerdasan tidak selalu identik dengan faktor genetik atau keturunan. Kecerdasan bisa didapat dari berbagai hal. Mulai nutrisi (asupan gizi) yang sehat, bimbingan orang tua yang baik, juga berbagai macam permainan untuk anak.

Menjadi salah satu kebanggaan bagi orangtua apabila memiliki anak yang cerdas. Bagi yang tidak mendapatkannya, mereka sering kali menyerah, apalagi bila para orangtua merasa kecerdasan mereka biasa-biasa saja. Mereka berpikir bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang diturunkan secara genetik.

Mulai sekarang, ubah pemikiran Anda. Kecerdasan bisa dibentuk sejak anak masih bayi. Dari hal yang paling sederhana, bermain misalnya.
Kecerdasan apa yang dapat dikembangkan dengan permainan-permainan? Howard Gardner (1983), meyakini bahwa ada setidaknya tujuh kecerdasan yang dimiliki setiap manusia. Semua itu bisa diasah melalui permainan.

1. Kecerdasan Linguistik

Kemampuan linguistik anak mulai bisa diajarkan pada usia tiga bulan. Mulailah dengan menirukan suara-suara yang keluar dari si bayi. Seringlah mengajaknya berkomunikasi walau dia belum bicara. Menginjak usia enam bulan, mulailah membacakan cerita untuk si kecil.

Selanjutnya, ajaklah anak bermain dengan permainan yang bersuara, seperti telepon-teleponan yang bisa mengeluarkan suara, sehingga anak tertarik mendengarkan dan memainkan. Pada usia tiga tahun, kecerdasan linguistik bisa diasah dengan memberikan buku yang memiliki teks bagi anak yang sudah bisa membaca. Bacakan cerita pada anak yang lebih kecil, ajak anak menceritakan pengalamannya. Anda juga bisa mulai membiasakan si kecil menemukan simbol-simbol di sepanjang perjalanan.

2. Kecerdasan Logis-Matematis

Pada usia enam bulan, kemampuan logi-matematis sudah bisa diajarkan. Caranya, berikan beberapa benda yang sama pada anak. Misalnya bola. Lalu sambil memberikan pada anak, kita mulai menghitung "satu..dua".

Anak mulai dikenalkan pada konsep angka. Lalu menginjak usia sembilan bulan, ajari si kecil menyusun urutan balok. Di atas usia satu tahun, mulailah mengajaknya bermain puzzle sederhana (kurang dari 10 keping). Anda juga bisa mengajaknya bermain balok membentuk bangunan.

3. Kecerdasan spasial dan kinetik

Mengasah kemampuan spasial dan kinetik bahkan bisa dilakukan sejak bayi. Perdengarkan sumber suara, misalnya kerincingan, suara ibu atau ayah. Biarkan bayi mencari sumber suara. Semakin bertambah usia, semakin variatif juga metode permainannya.

Menginjak usia enam bulan, Anda bisa mengajaknya bermain dengan benda bergerak. Berikan mainan yang bisa bergerak, seperti mobil-mobilan. Jalankan mobil tersebut, biarkan bayi Anda bergerak mengikuti arah mobil.

Anda bisa memberikan wadah berisi biskuit kecil untuk anak yang lebih besar dan sudah tumbuh gigi. Biarkan anak untuk mencoba mengambil dan belajar memasukkan ke mulut. Anak yang sudah diberikan makanan pendamping ASI dan sudah mulai bisa duduk, ada baiknya juga didudukkan di kursi makan bayi (high chair), sehingga bisa belajar duduk baik.

4. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan yang satu ini juga bisa mulai diberikan sejak bayi lahir. Perdengarkan musik bagi bayi Anda. Bunyi-bunyian yang memiliki ritme tetap, juga akan membantu anak untuk belajar memahami bunyi. Pada tahap selanjutnya, asah kemampuan musik si kecil dengan memperdengarkan musik atau lagu-lagu.

5. Kecerdasan Interpersonal

Biasanya memasuki usia enam bulan, kemampuan interpersonal seorang anak sudah mulai tumbuh. Ajari si kecil melambaikan tangan, "gimme five", dan bersalaman untuk merangsang anak menciptakan interaksi dengan orang lain. Ajaklah anak bermain di taman dekat rumah. Biarkan dia mulai mengenal orang lain di luar keluarga. Menginjak usia satu tahun, Anda bisa mengajak si kecil bermain peran. Bermain dengan teman sebaya juga sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan interpersonal.

6. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini bisa mulai dilatih pada anak mulai usia enam bulan dengan cara memanggil namanya. Biarkan dia memahami bahwa itu adalah namanya, dan tunggu sampai dia memberikan respons, misalnya dengan menoleh ke arah pemanggil. Kemudian, ajak si kecil menggambar untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan imajinasi. Dari gambar yang dia buat, si kecil bisa melihat harapan ataupun emosi yang saat itu sedang dominan padanya.

7. Kecerdasan Naturalis

Cara mengasah kecerdasan ini juga bisa dilakukan melalui cara yang menyenangkan. Bawa anak ke halaman rumah, perkenalkan dengan binatang piaraan, perkenalkan dengan tanaman dan pohon-pohon. Lihat reaksinya. Seiring usia yang bertambah besar, ajak anak untuk memelihara binatang, tentu yang tidak berbahaya. Ajak juga si kecil bertanam atau merawat tanaman.



Sumber : seputarduniaanak