Jumat, 29 Oktober 2010

Tidur Cukup, Si Kecil Sehat

"Ritual" menyiapkan si kecil tidur sudah Anda lakukan; mengenyangkan perutnya, menyingkirkan nyamuk dan  menghangatkan tubuhnya. Tapi kok dia tak juga terlelap dan mudah terbangun sambil menangis di malam hari. Apa yang salah?

Tak kalah penting dibandingkan asupan gizi, pola tidur bayi dan balita sangat penting untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang. Mengapa bayi dan balita butuh banyak tidur? Sebab di usia ini, si kecil sedang membangun fisik dan mentalnya agar menjadi lebih baik. Nah, jika si kecil Anda mengalami gangguan pada pola tidurnya maka segera cari solusinya sebelum terlambat!

Manfaat tidur bagi bayi
Selain dapat memberi kesempatan mengistirahatkan tubuh dan meningkatkan proses metabolisme tubuh, tidur juga merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak si kecil. Sebab, 75% hormon pertumbuhan diproduksi saat anak tidur. Hasil sebuah penelitian yang dilakukan di London pada tahun 1998, menyebutkan bahwa bayi yang cukup tidur, mengalami perkembangan otak yang optimal dibandingkan bayi yang waktu tidurnya kurang. Lagipula bayi yang tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat, dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu, dan berkaitan erat dengan pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara umum.
Pola tidur bayi
Lamanya waktu tidur yang dibutuhkan masing-masing bayi tidaklah sama, tapi umumnya bayi baru lahir menghabiskan 70 persen waktunya untuk tidur. Ia bangun hanya untuk makan atau minum susu. Bayi memiliki waktu tidur selama 16-20 jam yang terbagi menjadi 4-5 periode. Bayi bisa tidur kapan saja yang ia mau, baik pagi, siang, dan malam. Namun, seiring dengan bertambahnya usianya, biasanya tidur malamnya semakin banyak dibanding tidur siangnya. Menginjak usia 2 bulan, pola tidur si kecil sudah mulai terbentuk, artinya ia sudah memiliki ritme tidur pada pagi, siang, dan malam. Menginjak usia 9 bulan, ritmenya akan lain lagi dan pola tidurnya sudah mulai terganggu karena ia sudah bisa mengenali orang, merangkak dan suka menjelajah lingkungannya.
Fase tidur bayi
  • Fase tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tidur aktif
    Biasanya dialami bayi sejak ia berusia 6-7 bulan dalam kandungan. Fase ini biasa juga disebut dengan tahap mimpi. Umumnya, pola pernapasan dan denyut jantung si kecil tidak teratur, serta tidak terjadi pembentukan keringat. Kadang kala, ia tertidur sambil tersenyum, tertawa, atau bahkan mengigau. Kaki dan tangannya juga bisa bergerak-gerak. Meski begitu aktif, bayi akan tetap tidur lelap dan sulit dibangunkan. Tahapan REM ini diduga berperan penting memulihkan pikiran, daya ingat, serta mempertahankan fungsi sel-sel otak.
     
  • Tidur Non-REM
    Tidur non-REM adalah tidur nyenyak atau deep sleep. Pada fase ini bayi berada dalam keadaan relaks, berbaring tenang dengan detak jantung dan tarikan napas yang teratur. Pada tahapan ini, hormon-hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, serta membangun otot dan jaringan pendukung. Sering kali bayi berkeringat, makanya begitu bangun ia merasa segar dan bugar.

Mengapa tidurnya terganggu?

Biasanya, pada bayi yang aktif bergerak pada siang hari maka ia akan mengalami kesulitan tidur di siang hari dan tidak bisa cepat tidur di malam hari. Namun, terlepas dari aktif-tidaknya si kecil, bayi sulit tidur baik pada siang maupun malam hari biasanya terjadi gangguan dalam tidurnya. Penyebabnya bisa bermacam-macam; ingin pipis atau BAB, lapar, mendengar suara orangtuanya atau suasana kamar dan tempat tidur yang kurang nyaman. Jangan salah, terbagun berkali-kali pada malam hari kadang berkaitan juga dengan proses pertumbuhannya.

Dampak kurang tidur
Si kecil akan mengalami gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya fisik serta mentalnya. Selain daya tuhan tubuh yang terus menurun karena terganggunya hormon dan pertumbuhan sel-sel tubuhnya, kurang tidur menyebabkan kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun. Akibatnya, si kecil jadi gampang sakit. Secara emosional, bayi yang kurang tidur biasanya juga rewel, susah minum susu dan makan. Repot kan?
Solusi bagi orang tua
  1. Beri pemahaman bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur, dan siang hari adalah waktu untuk bangun dan bermain. Caranya adalah jangan mengajaknya bermain saat ia terbangun malam hari. Biasakan menyusui dan mengganti popok dengan penerangan redup di malam hari. Selain itu, jangan mengajaknya bermain usai mengganti popoknya yang basah. Setelah selesai, baringkan saja dan ajak ia tidur. Cara ini juga efektif dilakukan pada bayi yang baru lahir.
  2. Tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan si kecil di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan Anda atau di ruangan lain.
  3. Ketika ia terbangun ajari anak untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu! Tenangkan dengan kata-kata lembut.
  4. Ciptakan ruangan serta suasana tidur yang nyaman. Buatlah kamar tidur yang terisi dengan tokoh favoritnya. Suhu yang nyaman, penerangan yang cukup dan suasana yang tenang.
  5. Usahakan si kecil tidur dalam kondisi pakaian dan badan yang bersih. 

    Sumber : www.conectique.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar