Selasa, 02 November 2010

6 Cara STOP Balita Memukul

Balita tiba-tiba memukul. Itu memang biasa terjadi pada balita. Namun seringkali orang disekitarnya tidak tahu mengapa balita tiba-tiba memukul. Pastinya, ada alasan dibalik perilaku balita yang suka memukul.

Memukul merupakan reaksi alami saat seseorang merasa kesal, marah, atau frustrasi. Maka tidak aneh jika di usia 1-2 tahun balita sering saling pukul. Berikut 5 alasan balita memukul:  
  • Belum tahu cara tepat mengekspresikan rasa marah atau kesal.
  • Mulai menyadari fungsi dan kekuatan tangannya. Dengan memukul, ia tahu reaksi lawannya.  
  • Belum bisa bicara. Bicara adalah ekspresi verbal. Balita yang belum bisa bicara menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan maksudnya.  
  • Kelebihan energi dan tidak tahu cara menyalurkannya.
  • Tidak tahu akibat pukulannya terhadap korban.

Meski balita punya alasan untuk memukul, bukan berarti Anda mengijinkannya main pukul untuk mengekspresikan perasaan atau menyalurkan kelebihan energinya. Berikut ini cara mengajak balita untuk STOP memukul:
  1. Hindari teriakan “Jangan Pukul!” Anda perlu bicara tegas, diikuti penjelasan, tapi bukan berteriak. Misalnya, “Mike, jangan pukul Aditya, ya. Karena Aditya bisa sakit.” Dari cara ini, balita dapat mendengar pesan Anda dan mencerna penjelasan Anda.
  2. Ganti pukulan dengan kalimat. Ganti perilaku memukul dengan cara lain. Misalnya, ajarkannya kata-kata seperti   “Jangan ambil!”, “Ini punya aku!”, “Tidak boleh!” atau “Pergi!”.  Sehingga, saat teman balita merebut mainan yang sedang ia mainkan, ia dapat mengatakan kata-kata itu, bukannya memukul.
  3. Terapkan dan konsisten pada aturan. Saat balita kembali memukul, Anda harus tetap tegas melarangnya. Konsistensi Anda akan melatih balita menjalani aturan Anda.
  4. Berlakukan untuk semua orang. Minta orang di sekitar balita untuk mengikuti aturan yang Anda terapkan. Bila orang lain di sekitarnya masih ada yang suka memukul, ia pun akan melakukannya.  
  5. Akui perasaannya. Jadilah orangtua yang berempati pada perasaan balita. Jangan hanya memarahi perilakunya, tapi usahakan mengakui perasaan marah atau kesalnya. Anda bisa katakan, “Adik boleh, kok, marah karena mainannya direbut. Tapi jangan mukul teman. Nanti dia bisa sakit. Minta saja mainannya.”
  6. Salurkan 'hobi' pukulnya. Cara ini berlaku untuk anak yang hobi memukul karena kelebihan energi. Coba  salurkan dengan kegiatan seperti bermain drum, bermain tenis dengan raket mainan, atau memukul karung kasir  khusus anak-anak.
Memukul memang biasa dilakukan balita usia 1-2 tahun, tapi jangan biasakan balita Anda mengekspresikan emosinya dengan memukul. Mengarahkannya pada cara yang benar akan melatih kemampuan sosial balita.
 
Sumber : ayahbunda.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar