Minggu, 21 November 2010

Ketika Saat menyapih Tiba

Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya. Atau dari keduanya dengan berbagai alasan.
Masa menyapih ini merupakan pengalaman emosional bagi sang ibu, anak juga sang ayah. Karena 3 pihak tadi (Ibu-Ayah-Anak) merupakan ikatan kesatuan yg gak boleh dilupakan. Kenapa ayah juga terlibat ? Karena ayah juga berperan dan memberikan pengaruh tersendiri dalam proses menyusui.


Menyapih, Bukan Proses Pemisahan Ibu dan Anak

Menyusui merupakan kedekatan yang sangat intens antara ibu dan bayinya. Sehingga saat harus melalui proses menyapih, seringkali ibu merasa tak tega untuk melakukannya. Demikian pula bagi si bayi, yang juga tak rela berpisah dari ibunya. Akibatnya, proses yang sebenarnya alamiah ini, maju mundur bahkan menimbulkan masalah yang bisa menjadi momok bagi ibu dan anak.

Mestinya selama proses penyapihan itu tidak perlu terjadi saling menekan antara ibu dan anak karena proses tersebut alami. Menyapih bukan proses pemisahan hubungan antara ibu dan anak, baik secara fisik maupun emosi. Menyapih adalah bagian dari fase perkembangan yang harus dijalani oleh anak. Justru karena cinta Anda, anak harus melewati fase perkembangan ini untuk menghadapi fase perkembangan selanjutnya.

Fase belajar. Saat proses penyapihan terjadi, sebenarnya anak sedang berada pada fase alami untuk :

* Belajar mengenal aneka ragam rasa dan tekstur makanan.
* Latihan mengunyah makanan padat karena gigi dan rahangnya 'diuji' agar dapat berkembang secara optimal.
* Latihan kemandirian, sebab anak tidak harus bergantung lagi pada ASI setiap ia merasa lapar atau haus. Dia sudah bisa menikmati makanan padatnya.
* Latihan percaya pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya. Saat ini Anda bukanlah satu-satunya orang yang bisa memenuhi kebutuhannya. Selain itu anak juga sedang berlatih untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain.


Tidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau LEBIH. Ada juga ibu ibu yang menyapih anaknya ketika usia 1 -2 tahun, bahkan ada yang diusia 4 tahun.

Tidak benar jika anak yang terlalu lama disusui akan membuatnya manja dan tidak mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orang tuanya dan hal itu memang sangat dibutuhkan sang anak dan membuatnya merasa penuh dengan kasih sayang. Kemandirian adalah hal yang diajarkan oleh orang tuanya, bukan karena selalu disusui ASI.

Cara Menyapih Yang Baik dan Benar 

Beberapa ahli laktasi menyarankan hal hal berikut ini:

1. Lakukan proses menyapih ini secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi menyusu dari 5 kali menjadi 3 atau 4 kali. Lakukan bertahaP sampai akhirnya berhenti sama sekali.

2. Alihkan perhatian si anak dengan melakukan hal lain. Bernyanyilah dan bermain bersamanya, sehingga anak tidak ingat saatnya menyusu pada mama.

3. Komunikasikan hal ini dengan anak. Jangan takut anak anak tidak mengerti dengan keinginan anda untuk menyapihnya. Berikan pengertian yang baik dan dengan komunikasi yang mudah dicerna olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata dari orang dilingkungannya.

4. Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat, atau sedang merasa sedih, kesal atau marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa anda tidak menyayangi dirinya.

5. Hindari menyapih anak dari menyusui ke pacifier (empeng) atau botol susu. Selalu bina komunikasi dengan sang anak. Mintalah bantuan dari sang Ayah untuk melengkapi komunikasi dengan anak dan sebagai figure pendamping ibu.

6. Jangan menyapihnya secara mendadak dan langsung, hal itu akan membuat perasaan anak anda terguncang.

7. Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu di putting saat menyusui atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman. Pemaksaan seperti itu akan membuat hubungan batin anak dan ibu menjadi rusak.

Tips Menyapih

1. Tips Penyapihan Cara Alami

Kendala menyapih, seringkali justru datang dari ibu, karena ketergantungan yang kuat antara ibu dan anak. Ini lho cara mengatasi kendala tersebut
Untuk langkah menyapih, sebaiknya lakukan penyapihan secara alami, antara lain dengan mengikuti tahap perkembangan anak. Misalnya, gunakan momentum pada saat giginya tumbuh, dengan mengupayakan acara makan yang menyenangkan.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan susunya, berikan susu sesuai dengan usianya ketika mengolah makanan padatnya. Sajikan makanan secara menarik, bervariasi, dan dengan rasa yang menggugah selera. Anak pun akan belajar secara alami untuk meninggalkan ASI dan menikmati makanan padatnya.

Cara menyapihnya adalah dengan menjarangkan frekuensi dan waktu pemberian ASI. Ketika usianya mencapai 2 tahun, jelaskan dengan alasan yang dapat diterima akalnya, mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibu.
Selain itu, jangan menyapih saat anak sedang mengalami suatu perubahan, misalnya baru pindah rumah atau sedang sakit. Libatkan anggota keluarga untuk rencana penyapihan, misalnya dengan tidur terpisah, ditemani oleh ayah atau anggota keluarga lain. Dengan cara yang benar, anak akan belajar bahwa ibu tetap mencintainya, walaupun ia tidak mendapatkan ASI lagi. Semoga berhasil!

2. Tips Menyapih Dengan Cinta

Kerelaan Anda dan si bayi untuk mengakhiri kegiatan menyusu adalah kunci utama dari menyapih dengan cinta atau weaning with love.
Kalau ada anjuran, olesi saja daerah areola Anda dengan buah mengkudu atau obat merah agar bayi tak ingin menyusu, abaikan saran ini. Menyapih anak dengan cara ini sama dengan melakukan kekerasan padanya. Anda mengambil paksa 'kepemilikannya', yang dapat menimbulkan luka batin. Lakukan sepenuh cinta dengan langkah-langkah ini :

* Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap dimulai pada siang hari. Sebab pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengenalkan dia pada sesuatu yang baru, seperti rasa, bentuk dan tekstur pada makanan pendamping ASI (MP-ASI).

* Tambah pemberian MP-ASI sebanyak 3-4 kali sehari untuk mengurangi pemberian ASI pada siang hari.

* Tetapkan tempat menyusui hanya pada satu tempat, misalnya di kamar. Gunanya agar si kecil tidak meminta susu di sembarang tempat sekaligus mengajaknya untuk belajar mengenal aturan.

* Tunjukkan perhatian dan kasih sayang selama proses menyapih, misalnya mendekap, mengusap atau mencium agar anak tahu bahwa Anda tetap menyayangi dia meski Anda sudah tidak menyusuinya lagi.

* Bulatkan tekad. Artinya Anda benar-benar siap untuk melepaskan aktivitas ini. Bila Anda ragu-ragu, Anda akan kesulitan sendiri. Keraguan Anda terbaca oleh anak. Alhasil, anak pun tidak rela disapih.

* Sapih anak saat ia dalam keadaan sehat, karena dalam keadaan sakit ia akan semakin butuh kelekatan dengan Anda.

* Libatkan suami sebagai orang yang mampu menghibur dan mengalihkan perhatian anak ketika rewel minta ASI.

* Berikan penjelasan pada anak mengapa ia harus disapih. Misalnya, “Ayo, kamu sudah besar, sudah tidak perlu lagi menyusu bunda. Makan kue saja yuk. Atau minum susu di cangkir?” Lakukan dengan sabar, lembut dan cinta Anda. Jangan pernah bosan untuk memberikan alasan padanya.

* Ganti aktivitas menyusu dengan membaca buku atau mendongeng sebelum tidur. Aktivitas ini tidak jauh berbeda saat Anda menyusuinya bukan?

3. Tips Menyapih  Tanpa Rewel

Proses menyapih seringkali tidak berjalan mulus, maka aneka trik berikut ini bisa Anda coba.

* Kurangi frekuensi menyusui. Cara ini biasanya akan menurunkan produksi ASI. Jika ASI tinggal sedikit, umumnya anak pun tidak mau menyusu lagi, karena rasanya juga sudah tidak seenak biasanya.

* Tidur terpisah. Balita mau tak mau belajar menahan diri untuk tidak menyusu di malan hari. Dalam hal ini perlu kerja sama ayah seperti menemani tidur, agar balita tidak rewel ketika pisah dengan ibunya.

* Siapkan makanan atau minuman pengganti. Ketika balita haus dan minta disusui, alihkan dengan memberi minuman atau makanan pengganti, yang disukainya. Di malam hari, siapkan dulu minuman pengganti di sisi tempat tidurnya.

* Ajak bicara. Sekalipun masih kecil, sedikit-sedikit balita bis amengerti maksud kita, asalkan dijelaskan dengan bahasa sederhana dan lemah lembut.

* Teguhkan hati. Jika niat sudah bulat, jangan luluh oleh rengekan balita yang terus minta ASI lagi. Anda mesti disiplin. Jangan sampai hari pertama dan kedua berhasil, di hari ketiga Anda menyerah tidak tega, dan program penyapihanpun gagal. Tunjukkan pada balita, sekalipun tidak lagi mendapat ASI. Tapi ia masih tetap mendapatkan kasih sayang yang besar dari ayah dan bundanya.

* Balita tidak sakit. Jangan sapih jika balita dalam keadaan kurang sehat. Saat itu balita masih butuh menyusu sebagai rasa aman. Tunggu dulu sampai dia sembuh.

Banyak cara untuk menyampaikan rasa sayang dan pada anak dalam mendidiknya. Lakukan menyapih dengan cara yang benar, sehingga anak anak kita akan tumbuh menjadi anak yang cerdas, sehat dan berahlak baik.

Referensi :
- www.who.int
- www.breastfeeding.com
- www.ayahbunda.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar